Kamis, 04 Agustus 2011

Puasa di Mesir, Gratis Maidah Rahman

Di Mesir terdapat sebuah meriam tua yang digunakan sebagai penanda bulan puasa. Tiap waktu imsak dan buka puasa, meriam ini disulut hingga mengeluarkan bunyi dentuman yang keras.

Meriam yang diberi nama Hajjah Fatimah ini adalah warisan dari Muhammad Ali Pasha, yang menurut cerita, adalah putri Ustman Khos Qadam—penguasa Dinasti Usmani.

Walau meriam itu telah diganti, namanya tetap tak berubah. Meriam ini biasanya ditempatkan di dataran tinggi Moqattam dekat Citadel. Empat orang ditugaskan untuk menjaganya dan menyulutnya untuk membangunkan orang makan sahur atau mengingatkan waktu berbuka puasa.

Suasana Ramadhan di Mesir berlangsung khidmat. Setiap orang, mulai dari kota hingga desa lebih betah tinggal di masjid. Wajar jika selama Ramadhan, shaf jamaah masjid tidak berkurang. Terlebih sepuluh hari menjelang Idul Fitri, masjid-masjid penuh sesak.

Hampir di tiap masjid besar Kairo, menyelenggarakan shalat tarawih cukup lama. Setiap malam sang imam menghabiskan bacaan 1 juz Alquran. Hingga akhir Ramadhan, bacaannya genap 30 juz.

Salah satu masjid terkenal dan paling diminati jamaah Ramadhan adalah Masjid Amr bin Ash. Masjid ini merupakan masjid pertama di Afrika dan menjadi markas Ikhwanul Muslimin. Masjid ini dibangun oleh sahabat Amr bin Ash saat membebaskan Mesir pada masa khalifah Umar bin Khattab. Masjid yang agak jauh dari pusat kota ini, setiap malamnya membacakan 1 juz Alquran.

Di Mesir juga terdapat tradisi Ramadhan yang disebut Maidah Rahman atau hidangan kasih sayang. Maidah Rahman adalah hidangan makanan gratis bagi orang yang berpuasa.

Tak hanya takjil, tapi juga makanan berbuka lainnya. Menunya pun bermacam-macam bahkan ada yang sekelas hotel berbintang. Program ini merata di seluruh negeri Mesir dan berlangsung selama bulan puasa.
Read More..........
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...