Kamis, 28 Juni 2012

KEPEDULIAN PAN SUMUT TERHADAP KORBAN KEBAKARAN DI BAGAN DELI BELAWAN MEDAN

Sebagai wujud rasa kepedulian atas musibah kebakaran yang menghanguskan 38 unit rumah di Kelurahan Bagan Deli, Partai Amanat Nasional (PAN) menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran di Lingkungan IV Lorong Proyek, Kecamatan Medan Belawan tersebut, Rabu (27/6).
Bantuan berupa satu ton beras serta 200 kotak mi instan diserahkan Ketua DPW PAN Sumut H. Syah Afandin, SH didampingi Ketua DPD PAN Kota Medan H Ahmad Arief, Ketua POK PAN Medan Husni Lubis, pengurus DPW PAN Sumut lainnya seperti, Ketua Litbang Hendra Cipta, Wakil Sekretaris Surkani dan Suhandi, Hakim dan lainnya, melalui panitia penanggulangan musibah di Bagan Deli.

"Musibah kebakaran ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Melalui bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban para korban kebakaran," harapnya.

Menurut H Syah Afandin yang akrab dipanggil Ondim, Walikota Medan Rahudman Harahap telah meninjau langsung korban kebakaran dan ia berjanji akan segera membangun kembali rumah yang terbakar atau ada alternatif yang ditawarkan untuk tinggal di Rusunawa. Kita berharap Walikota Medan segera merealisasikan janjinya sehingga para korban bisa tinggal kembali di tempat yang layak sebagaimana sebelumnya.

Pada kesempatan itu Ondim juga menerima masukan dari para korban yang sebagian besar merupakan nelayan. Mereka mengatakan bahwa alat tangkap mereka sebagian besar ikut rusak. "Karena itu saya juga minta kepada Pemko Medan khususnya Dinas Perikanan dan Kelautan untuk memberikan bantuan berupa alat tangkap kepada para nelayan ini. Melalui Fraksi PAN saya juga minta untuk mendesak agar persoalan alat tangkap yang rusak bisa segera diatasi sehingga nelayan bisa kembali mencari nafkah," tegasnya.

Ondim yang juga Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut dan salah seorang kandidat calon Gubernur Sumatera Utara ini, di samping memberikan bantuan beras dan mi instan, secara langsung memberikan uang tunai kepada salah seorang korban. "Jangan bersedih bu! Tabahlah ini merupakan cobaan dari Tuhan kepada kita," ujarnya disambut dengan isak tangis rasa haru dari ibu yang mendapat bantuan tunai tersebut.

Salah satu korban musibah kebakaran, Habibah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh PAN. Semoga kepedulian ini dapat mereka manfaatkan. "Kami bersyukur bisa diberikan bantuan, karena beras sangat kami butuhkan untuk setiap harinya," kata Habibah
Read More..........

Kamis, 21 Juni 2012

Pidato Hatta Rajasa di Acara Ulang Tahun 13 PAN

Saudara-saudaraku para kader Partai Amanat Nasional yang saya cintai. Hari ini 13 tahun yang lalu Partai Amanat Nasional dilahirkan dari rahim reformasi Indonesia. Reformasi yang telah membawa negeri ini menjadi negeri demokrasi terbesar di dunia. Sebuah reformasi yang terbesar dalam sejarah peradaban bangsa-bangsa yang modern.

Saudaraku sekalian, tidak banyak negara yang berhasil melakukan sebuah perubahan besar dan selamat. It's not only survive, but growing.

Kita tumbuh dan kita besar untuk menatap sebuah negeri masa depan yang lebih baik. Kita harus percaya diri dan kita yakin diri dari banyak alasan untuk kita tetap optimistis menatap masa depan bangsa. Karena kita adalah sedikit dari negara-negara unik di dunia ini yang bisa menggandengkan stabilitas pembangunan ekonomi dan demokratisasi yang kompleks dan rumit.

Saudaraku sekalian yang saya cintai, kita menyakini bahwa kita cukup berhasil dalam hal ini. Kita secara sadar menyakini bahwa demokrasi adalah pilihan terbaik dari sekian sistem yang tersedia. Walau terkadang kita tidak sabar dengan sebuah proses pengambilan keputusan yang panjang dan terkadang melelahkan, namun yakinlah demokrasi sebagai sebuah sistem nilai akan dapat mengantarkan rakyat Indonesia ke dalam kesejahteraan.

Kita mengamati ada saja kalangan di antara kita yang tidak sabar, ingin juga menempuh proses demokratisasi jalan pintas, yang saya istilahkan. Ada saja kalangan yang selalu bertindak atas nama rakyat, namun perilaku politiknya jauh dari logika-logika demokrasi. Sesuatu yang tidak boleh kita tempuh di dalam keluarga Partai Amanat Nasional. Sekeras apapun sebuah perbedaan di antara kita, di antara partai politik, di antara sesama warga bangsa dalam melihat sebuah perbedaan, maka haruslah selalu tersedia ruang bagi kita untuk menyelesaikannya secara demokratis.

Demokrasi haruslah kita yakini sebagai sebuah " values" atau nilai. Ia bukan sekadar alat untuk mengantarkan kita kepada sebuah tujuan, tapi ia adalah sebuah tata nilai. Nilai yang di dalamnya ada nilai-nilai kultural bangsa ini yang memperkuat solidaritas demokrasi itu sendiri, dan dari situ kita harus meyakini bahwa demokrasi ini akan mampu mengantarkan kita kepada kesejahteraan.

Kalau kita hanya melihat demokrasi hanya sebagai alat, maka kita terjebak ke dalam sebuah pertanyaan besar: Adakah alat lain yang lebih efektif untuk menggantikan alat ini untuk mencapai sebuah tujuan.

Kalau kita meyakini demokrasi sebagai sebuah nila, maka kita meyakini nilai-nilai demokrasi yang universal dalam kandungan-kandungan lokal kultural yang melekat di dalamnya, maka kita pastilah mengatakan yang salah terkadang cara kita menjalankan demokrasi itu bukan demokrasi itu sendiri.

Saudaraku sekalian, penting bagi saya untuk menyampaikan ini di tengah-tengah hiruk pikuknya politik yang terjadi saat ini. Maka ruang demokrasi untuk mencapai satu tujuan harus selalu tersedia di elemen sekecil apapun kita, di dalam proses kehidupan kita. Maka demokrasi harus menjadi satu cara nilai kita untuk menyelesaikan sebuah permasalan dan mengantarkan kita kepada satu tujuan. Selayaknya demokrasi pula sebagai pondasi dari penataan sistem politik nasional kita.

Kita tidak bisa melakukan sistem atau tata politik secara tambal sulam dan pragmatis. Kita memerlukan satu cetak biru atau desain sistem politik yang berdimensi jangka panjang. Bukan sekdar alat sesaat untuk mencapai suatu tujuan sesaat, yang secara pragmatis bisa kita ubah-ubah berdasarkan kepentingan sesaat kita, untuk mencapai tujuan sesaat pula.

Apabila itu kita hadirkan di dalam kehidupan politik kita, maka akan terjadi yang besar menelan yang kecil atau sebaliknya tirani yang kecil menyandera yang besar. Kita tidak ingin itu terjadi di dalam tata nilai politik bangsa kita ke depan ini. Untuk menuju kepada kematangan sistem kepartaian dan baca pemilu ke depan kita tidak bisa terus melakukan bongkar pasang aturan yang berubah ubah sesuai dengan kepentingan kepentingan sesaat yang saya sampaikan tadi itu.

Sistem ilmu politik harus dirancang jauh ke depan melampaui kepentingan jangka pendek partai apapun itu, siapapun itu. Maka partai politik harus bersama sama mendesain tata nilai paparan politik ke depan yang bisa kita jadikan sebagai sebuah rujukan bangsa ini.

Perangkat peraturan perundangan termasuk undang-undang pemilu yang sedang kita susun harus pula konsisten dengan 4 (empat) pilar kita berbangsa dan ber negara: Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus tercermin ruh itu di dalam setiap nafas dan batang tubuh dari apa yang akan kita desain tersebut.

Dalam bahasa yang sederhana, rumusan undang-undang politik kita selain berdimensi masa depan, namun juga tetap berlandaskan semangat "Founding Fathers" kita dalam membangun bangsa yang kita cintai ini.

Tentu saja penyederhanaan sistem politik dan sistem kepartaian kita butuhkan, namun dengan tanpa melupakan sama sekali semangat kebhinnekaan, keberagaman, dan jangan sampai pula aturan main malah membunuh keberagaman dan kebhinnekaan itu sendiri, yang merupakan salah satu pilar dan kekuatan bangsa ini.

Saudaraku sekalian, saya bukan ingin berpidato politik, karena pidato politik kita disampaikan nanti pada saat setelah kita merayakan Lebaran. Ini sekadar sebuah renungan, refleksi di bulan suci Ramadan ini. Apa yang saya samapikan tadi tidak akan ada artinya apa-apa tanpa kemampuan kita membumi. Dari apa yang kita desain, kita katakan di dalam resultante yang disebut sebagai perbuatan, langkah-langkah perbuatan kita di dalam pencapaian tujuan-tujuan.

Saudaraku sekalian, sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional yang notabene juga adalah Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, maka saya ingin menyampaikan bahwa sepantasnyalah kita bersyukur kepada bangsa ini atas kemajuan yang telah kita capai. Kalau kita kembali kepada 13 tahun yang lalu ketika kita melaksanakan reformasi di segala bidang, tidak banyak orang mengatakan bangsa ini akan survive. Bahkan lebih banyak orang mengatakan bahwa bangsa ini akan pecah berkeping-keping, bahkan ada yang mengatakan ini adalah sebuah contoh negara yang gagal.

Data-data mendukung ke arah itu, fakta pun menuju ke arah itu. Di mana ketika itu pendapatan perkapita bangsa ini baru USD500, dan ini semua antitesis kalau kemudian kita survive, karena sebagian orang mengatakan, bahkan Farid Zakaria --seorang kolumnis setenar itu-- mengatakan bahwa tidak mungkin sebuah negara akan survive melaksanakan demokrasi dengan pendapatan perkapita kurang dari 3.000 atau 4.000. Paling tidak Purchasing Power Parity nya.

Ketika itu kita mengalami konflik horisontal, bahkan konflik vertikal. Tetapi saudara-saudara sekalian, bangsa ini tetap tegar, tetap berdiri, tetap melangkah ke depan, tetap bersatu, karena memang negeri ini didirikan atas dasar keinginan kita bersama, bersama-sama untuk maju membangun negeri ini.

Orang lupa akan ada energi sosial bangsa ini yang luar biasa besarnya, yang kemudian inilah membentuk watak kita. Ketika kita dalam keadaan menghadapi tantangan besar, maka kita ingin bersatu. Sayangnya kalau kita mendapat challange atau tantangan sering kali lupa dan kemudian kita sering bekerja sendiri sendiri tanpa ada irama dan koordinasi yang baik.

Saya ingin melihat 13 tahun kemudian hari ini, pendapatan perkapita bangsa ini sudah USD3.500, GDP kita sudah di atas USD800 miliar, negara dengan kekuatan nomor 17 di dunia, masuk negara anggota G20. Ini harus kita syukuri. Walau kemiskinan kita harus kita akui masih tinggi, namun terus menurun seiring dengan lapangan kerja yang terus terbuka.

Namun saya ingin mengajukan pertanyaan kritis kepada seluruh kader Partai Amanat Nasional, angka USD3.500 hari ini kita capai membutuhkan waktu 60 tahun yang terlalu panjang, dan kita tidak ingin untuk melompat mejadi negara maju harus menunggu 60 tahun kedua. Kita ingin percepatan, kita ingin perluasan, kita tidak ingin " business as usual". Kita ingin mengubah mind set, kita ingin menangkal dan mengelola negeri ini lebih baik lebih efisien, lebih berkeadilan, mengurangi korupsi, memberantas korupsi, menantang orang yang mau melemahkan KPK, dan semua hal yang bisa menggerogoti percepatan pembangunan bangsa.

Oleh sebab itu, salah satu yang saya ajukan adalah pentingnya kita menata dan mengelola sumber sumber kekayaan negara yang ada di perut bumi ini secara lebih berkeadilan, dengan melakukan renegosiasi terhadap kontrak-kontrak yang kita rasakan tidak berkeadilan. Sesuai dengan Pasal 33 UUD 45, seluruh kekayaan itu hendaknya sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

Di sinilah kita beradu argumentasi mendesain dengan tetap menghormati apa yang ada, namun tetap mengatakan bahwa itu untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. Di situlah kemudian kita harus melakukan suatu penataan, penataan yang lebih berkeadilan menghadirkan tangan-tangan negara. Saudaraku sekalian yang saya hormati, kita paham globalisasi sebagaimana pahamnya kita tentang sebuah kedaulatan dan kemandirian bangsa ini. Oleh sebab itu globalisasi tidaklah harus diartikan sebagai suatu pemahaman kita akan sebuah pasar bebas sebebas-bebasnya. Kita ingin menghadirkan pasar yang terbuka, pasar yang berkeadilan, pasar sosial, tapi kita menolak pasar bebas yang sebebas-bebasnya yang tidak mencerminkan dan menghadirkan sebuah keadilan bangsa.

Oleh sebab itu saudara sekalian, pekerjaan besar ke depan adalah menghadirkan kesamaan di dalam akses sumber daya kekayaan negara bagi semua warga bangsa siapapun dia, di pelosok manapun dia. Menghadirkan kesempatan yang sama serta peluang bagi semuanya.

Saudaraku sekalian..sebagaimana saya katakan tadi, ini bukan pidato politik, melainkan sekadar refleksi atau renungan di bulan suci Ramadan. Untuk itu maka saya menginginkan, mengharapkan, dan memerintahkan kepada kita semua untuk terus bekerja sebaik baiknya, bekerja cerdas. Amati setiap saudara-saudara yang berada di fraksi dalam membahas undang-undang. Jika meleset "titik", "koma, "dan", "atau", maka akan menimbulkan malapetaka bagi bangsa ini.

Saudaraku yang saya cintai, pesan saya di hari ulang tahun ke 13 kita ini, teruslah bekerja keras dan berikanlah yang terbaik yang kita miliki, bagi partai kita tercinta, bagi bangsa dan negara tercinta. Asahlah kepekaan kita, kepekaan untuk selalu peduli terhadap saudara-saudara kita yang masih belum beruntung. Selalu korbankan semangat selalu ingin berbagi, semangat selalu ingin memberi daripada menerima, kobarkan terus semangat rahmatan lil 'alamin, semangat cinta karena "love is pleasure and give", semangat selalu ingin memberi daripada meminta. Konsolidasikan kekuatan kita, dan lebarkan sayap partai hingga ke des--desa dengan menebarkan rahmat bagi sekalian alam.

Saudaraku, tidak ada jalan pintas di dunia ini untuk sebuah keberhasilan. Hanya orang-orang yang bekerja keras dan menanam di hamparan tanah yang luas yang akan memetik hasilnya. PAN adalah matahari, matahari harapan, matahari kehidupan, matahari yang menyinari kegelapan untuk sebuah negeri masa depan.

Dirgahayu Partai Amanat Nasional. Selamat berulang tahun. Semoga Allah SWT meridhoi kita semua, dan semoga di bulan suci Ramadan ini kita selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Teruslah mengobarkan semangat untuk kembali kepada fitrah di 1 Syawal 1433 Hijriah nanti. Terima kasih.
Read More..........

Mengefektifkan Komunikasi Meraih Kemenangan

Pesta demokrasi 2014 akan segera berlangsung, masing-masing partai sudah mulai mendeklarasikan calon yang diusung partainya menuju kemenangan. Apa lagi pemilihan umum saat ini, berbeda jauh dengan pemilihan pada masa Orde Baru. Saat ini, rakyat memilih langsung calon pemimpin berdasarkan keinginanya. Pemilihan secara langsung ini, menandakan begitu demokrasinya pemilihan kepala negara di negeri  ini. 
 
Beberapa waktu lalu, Hatta Rajasa telah direkomendasikannya sebagai kandidat Presiden 2014, berdasarkan rapat pleno II Rakernas PAN di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ). Terpilihnya nama Hatta sebagai peserta calon Presiden 2014, menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi partai berlambang matahari terbit ini. Sebelum rapat pleno ini digelar, dukungan terhadap Hatta mengalir deras. Baik dari kalangan elit PAN maupun kader akar rumput. Dalam dukungan ini pun Amin Rais tak mau ketinggalan, dirinya secara terus terang menyatakan dukungannya.
 
Meski Hatta didukung oleh banyak sayap dari internal PAN, seperti PARRA Indonesia, BM PAN, GMN dan lain-lain. Penulis menilai,  gerakan ini terbukti masih belum terlihat dipermukaan dan gaungannya, belum terdengar kuat ditengah-tengah masyarakat. Terkesan gerakan ini masih bersifat malu-malu kucing, tidak menunjukan penampakannya.
 
Akibat dari gerakan yang masih tersembunyi ini, penulis menilai menyebabkan masyarakat masih belum mengenal jauh sosok Hatta. Tak mengherankan jika ketua PAN sekaligus Menkoperekonomian kinerjanya  sampai saat ini, tak terlihat dipermukaan oleh masyarakat luas. Jika melihat dari kenyataan perekonomian dinegeri ini semakin membaik. Membaiknya ekonomi ini dikarenakannya kuatnya mesin ekonomi negeri ini. Ketika masing-masing calon Presiden menyibukan diri, Hatta lebih mementingkan kepentingan negara dibandingkan kepentingan politik. Seharusnya, sayap PAN mampu membaca dan menerjemahkan apa yang seharusnya mereka lakukan. Keadaan ini  menunjukan tak bekerjanya mesin politik dari tubuh PAN dan target untuk meraih double digit dirasakan sangat berat.
 
Padahal salah satu syarat untuk meraih dukungan publik adalah bekerjanya mesin politik partai.  Namun, hingga saat ini terkesan mesin politik yang dimiliki PAN, belum mampu bekerja secara maksimal dalam menyampaikan pesan politik kepada masyarakat. Untuk meraih simpatik dan dukungan bukan lah sebuah pekerjaan yang mudah, diperlukan sebuah keyakinan dan hasil kerja yang nyata. Tersumbatnya mesin politik yang dimotori oleh sayap PAN, harus segera teratasi jangan sampai pada akhirnya kinerja Hatta harus terkubur akibat ketidak mampuan dari sayap PAN menyampaikan pesan politik kepada masyarakat.
 
Apa lagi jika kita menoleh kebelakang, hasil perolehan suara PAN dari tahun ketahun mengalami penyusutan. Pada pemilu tahun 1999 PAN hanya meraih dukungan 7,12%, pada pemilu 2004 meraih 6,44% dan pada  pemilu 2009 meraih 6,01%. Kemerosotan ini seharusnya menjadi pemicu dari sayap PAN dalam menyuarakan pesan politik kepada kader. Tujuannya agar kader mampu mendongkrak dukungan dari masyarakat.
 
Dukungan dari masyarakat merupakan syarat untuk memenangkan pertempuran menuju 2014. Peran dari sayap PAN  mengkomunikasikan pesan politik, syarat mutlak untuk menjadi penentu kemenangan. Kesunguguhan sayap PAN dalam bekerja pada akhirnya menjadi penentu langkah Hatta. 
 
Seperti diketahui, untuk menjadi pemenang di 2014, tidak lah mudah. Kenyataan ini ditambah dengan adanya kandidat yang justru menguasai pemberitaan dinegeri ini. Penyampaian pesan politik dinegara demokrasi seperti Indonesia memiliki pernanan penting dalam mengiring opini publik. Sebagai contoh nyata bagaimana Obama presiden Amerika saat ini terpilih. 
 
Kepiawaian Obama beserta timnya memainkan peran dalam menyampaikan pesan politik dalam meraih dukungan mendapatkan simpatik dari pendukungnya. Mesin politik tim sukses Obama, menggunakan sarana komunikasi secara optimal. Berbagai cara digunakan untuk  mendongkrak popularitas, mulai dari pembuatan facebook, blog, dan terkesan Obama saat itu menguasai dunia maya lainnya.
 
Keberhasilan ini terbukti, dirinya merupakan kandidat dengan popularitas tertinggi dari calon lainnya. Tak cukup sampai disana, Obama juga berhasil mengumpulkan dana kampanye 600 juta dolar dari pendukungnya serta terhimpunnya 1.5 juta akun keanggotaan di medianya. Melihat realitas yang ada, sudah seharusnya sayap PAN, mampu melakukan pengiringan opini. 
 
Pengiringan ini bertujuan agar pesan politik partai mampu disampaikan kepada masyarakat. Kemampuan sayap dan kader PAN dalam mengkomunikasikan kepada masyarakat pada akhirnya menjadi penentu. Gabriel Almond (1960) menjelaskan komunikasi politik adalah salah satu fungsi• yang selalu ada dalam setiap sistem politik dan merupakan proses penyampaian pesan-pesan. 
 
Dari definisi tersebut sangat jelaslah kemampuan Hatta dan kader PAN dalam mengefektifkan komunikasi merupakan syarat yang mutlak. Apa lagi, dalam komunikasi itu terdapat element sosialisasi yang difokuskan untuk pengenalan Hatta kepada masyarakat luas. Sosialisasi ini dilakukan dengan cara melakukan konsolidasi ke daerah. Selain itu sosialisasi ini juga berperan untuk memperkokoh pondasi dukungan 
 
Kemampuan sayap dan kader PAN dalam berkomunikasi kepada masyarakat pada akhirnya menjadi titik penentu dalam memuluskan langkah Hatta menuju 2014 serta menentukan masa depan partai berlambang matahari terbit.
 
Ferry Ferdinasyah
Mahasiswa Pasca Sarjana 
Universitas Mercu Buana Jurusan Komunikasi Politik
Sumber : http://hatta-rajasa.info/read/559/mengefektifkan-komunikasi-meraih-kemenangan
Read More..........

Blogger Muda Bikin Buku Untuk Hatta

RMOL. Beberapa anak muda yang aktif menulis di blog, membuat buku untuk Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa. Buku berjudul “HR Harapan Rakyat, Catatan dan Opini Blogger” itu dibedah di Gramedia Gandaria City, Jakarta Selatan, kemarin (Minggu, 15/4). Acara tersebut ramai dan dihadiri oleh sejumlah blogger muda dari beberapa kampus di Jakarta.

Dalam bedah buku tersebut dihadirkan pembahas, diantaranya Abdul Hakim Ms sebagai yang mewakili penulis dan editor, A. Bakir Ihsan (pengamat politik dari UIN Jakarta) dan Ali Rahman yang menjadi perwakilan para blogger muda. Menurut Abdul Hakim, buku setebal 196 halaman yang terdiri dari 7 bab dan 55 artikel itu berisi catatan ringan tentang sosok Hatta Rajasa, baik sebagai Ketua Umum PAN, Menko Perekonomian, mantan aktivis dan kepala keluarga. Selain Abdul Hakim, sosok muda yang ikut terlibat dalam penulisan dan editor adalah Tole Sutrisno dan Bawono Kumoro.

“Buku ini beda dengan buku kebanyakan yang mengangkat tema-tema serius. Buku ini berisi catatan dan artikel ringan sisi humanisme dan keseharian Hatta Rajasa,” ujar Abdul Hakim. Menurutnya, artikel mengenai Hatta dalam buku “HR Harapan Rakyat, Catatan dan Opini Blogger “ ini tidak ada yang dilebih-lebihkan. “Semua sesuai realitas, dan dialami sendiri oleh penulis,” tambahnya.

Sementara itu menurut Ali Rahman yang mewakili para blogger muda, artikel yang mereka buat adalah sebuah bentuk apresiasi kepada Hatta Rajasa. Bahkan Ali Rahman yang juga aktif dalam organisasi kepemudaan KNPI ini berharap banyak kepada Hatta untuk bisa menjadi tokoh bangsa dan memimpin Indonesia. “Secara personal dan sisi humanisme, Hatta adalah sosok yang bisa menjadi contoh bagi para pejabat, terutama menteri. Sikap yang sopan, terbuka kepada siapa pun, dan mau berbaur dengan masyarakat adalah contoh yang baik,” ujar Ali Rahman.

Secara politik, Ali Rahman dan blogger-blogger muda yang terlibat dalam pembuatan buku mendukung seandainya Hatta nanti maju dalam pemilihan presiden 2014. Mengenai dukungan politik para blogger muda itu, pengamat UIN A. Bakir Ihsan menilai sebagai sesuatu yang biasa. “Mengingat Hatta Rajasa sudah santer dikabarkan dan bahkan PAN sudah tegas mencalonkannya dalam Pemilu Presiden nanti, dukungan politik para blogger muda itu adalah sebuah kewajaran,” ujar Bakir Ihsan.

Bakir Ihsan melihat, dukungan para blogger melalui pembuatan buku adalah sesuatu yang positif. Dirinya memberikan apresiasi yang positif atas kreatifitas yang dilakukan para blogger itu. “Buku ini berbeda dengan buku personal tentang Mega atau tokoh politik lainnya. Buku ini lebih santai dan bercerita apa adanya,” tegasnya
Read More..........

BEST SINGER INDONESIAN IDOL 2012 : REGINA IVANOVA

Di Indonesian Idol 2012, Regina berhasil memukau tim juri ‘Triple A’ dengan membawakan lagu bernotasi sulit dari penyanyi Adele. Suaranya yang berat membuat penampilan Regina di babak eliminasi lalu, terdengar sangat sexy. Meski pernah mengalami kecelakaan tragis pada tahun 1995 silam yang mencederai kaki kanannya, tidak menyurutkan Regina untuk berkarir di dunia musik. Sebelum ikut Indonesian Idol, Regina adalah seorang penyanyi di sebuah café. Menurutnya, hal ini sangat menyenangkan, karena selain mendapatkan penghasilan, ia pun dapat menyalurkan hobi bernyanyinya.

Berikut beberapa komentar juri indonesian idol 2012 tentang penyanyi ini :

AHMAD DHANI

“ "Sorry ya. Sorry saya harus katakan. Maaf sekali pada semuanya. Bahwa saya harus katakan. Kalau dalam bahasa Inggris Regina Ivanova 'You are the winner'. Saya mungkin mengecewakan beberapa penggemar-penggemar yang lain. Atau mengecewakan penggemar yang nge-vote atau yang tidak nge-vote Regina Ivanova. Tapi menurut saya 'You are the champion, you are the winner. Kamu adalah pemenang Indonesian Idol. Maafkan yang lain yaa. Yang enggak sependapat dengan saya." ”


AGNES MONICA
"Ini baru contoh penyanyi yang luar biasa. Karena kamu membawakan lagu itu enggak trying to hard to sound good. Which is great. Nah itu yang kadang-kadang sebagai penyanyi. Apalagi dengan kemampuan vokal seperti kamu yang kamu sebenarnya mau bawa ke lebih tinggi atau mau improve banyak. Sebanarnya bisa. Tapi kamu melihat jalan cerita dari lagunya. Kemudian kamu juga lihat jalan arransemennya. Itu yang susah untuk seorang penyanyi agar bisa kawin sama musiknya. Bukan hanya itu saja kamu sangat dewasa ” 


ANANG HERMANSYAH

"Aku cuma bilang adalah begini. Kemampuan kamu hari ini rakyat Indonesia yang mengikuti Idol adalah kamu menyanyi sebenarnya sudah sangat luar biasa. Kalau mungkin dipertandingkan nyanyi satu lagu yang sangat baru. Dengan Adele nih. Aku tetap megang kamu. Kenapa aku bilang begitu? Karena kemampuan bernyanyi kamu lain. Menyanyikan semua lagu. Kamu bawakan secara luar biasa. Belum tentu Adele bisa begitu. Saya minta maaf buat pendukung-pendukung Adele. Saya terus terang lagu tadi. Aku lebih suka kamu ”  
Read More..........

Rabu, 20 Juni 2012

PAN Sumut Buka Pendaftaran Balon Gubsu

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (DPW PAN) Sumut, mulai hari ini, Rabu (20/6) membuka pendaftaran balon (bakal calon) Gubsu/Wakil Gubsu dan siap membangun koalisi ke partai lain, guna mengikuti pertarungan Pilgubsu 2013.

Demikian dijelaskan Ketua Tim Pilkada DPW PAN Sumut Zulkifli Husein dan Wakil Ketua tim Pilkada Hendra Cipta, didampingi sekretaris tim Suhandi, wakil sekretaris Surkani dan bendahara tim Ahmad Fauzan kepada wartawan, Selasa (19/6) di FPAN DPRD Sumut.

Zuklifli Husein maupun Hendra Cipta mengatakan, pendaftaran balon Gubsu/Wagubsu di DPW PAN berlangsung hingga 20 Juli 2012, dalam rangka penjaringan calon Gubsu/Wagubsu melalui survei internal maupun eksternal.

“Survei internal akan dilakukan DPW PAN Sumut dengan melibatkan akademisi yang akan dihujuk partai,” ujar Hendra seraya menyebutkan semua balon Gubsu/Wagubsu yang sudah mendaftar akan mengikuti uji kompetensi sesuai kebutuhan masyarakat Sumut dan platform partai.

Dalam upaya penjaringan calon pasangan Gubsu/Wagubsu 2013, lanjut Hendra Cipta, dari hasil uji kompetensi terhadap semua balon di level Sumut, akan diusulkan 2 pasang calon Gubsu/Wagubsu kepada DPP PAN untuk ditetapkan satu pasang calon Gubsu/Wagubsu yang akan ikut Pilgubsu.

“Acuan tim Pilkada DPW PAN Sumut sudah diatur dalam ketentuan partai dalam penjaringan balon Gubsu/Wagubsu, mulai dari pendaftaran, survei internal hingga uji kompetensi,” ujarnya.

Dalam pencalonan, lanjut Zulkifli Husein yang juga Wakil Ketua DPW PAN Sumut itu, PAN tidak bisa berdiri sendiri, tapi akan membangun koalisi dengan partai lain, karena PAN tidak memiliki kursi yang cukup untuk mengusung pasangan calon Gubsu/Wagubsu.

“PAN hanya punya 7 kursi, sehingga butuh minimal 8 kursi dari partai lain agar bisa mencalonkan untuk Pilgubsu nanti. Kita siap membangun koalisi dengan partai lain, meski banyak kader PAN yang ikut berkompetisi dengan balon lain yang bukan kader PAN untuk menjadi calon Gubsu 2013, tapi PAN tetap memperlakukan sama sesuai yang diinginkan masyarakat,” ujarnya.

Sebagai partai politik mewakili masyarakat, tambah Zulkifli yang juga anggota DPRD Sumut itu, PAN harus memahami keinginan masyarakat, figur pemimpin yang pas untuk Sumut.

Untuk itu, tambah Hendra Cipta, dalam proses penjaringan, tim Pilkada DPW PAN Sumut akan mengomunikasikan figur calon Gubsu/Wagubsu yang mendaftar menggunakan ‘kapal’ PAN, termasuk membangun komunikasi dan koalisi dengan partai lain akan dilakukan seluruh fungsionaris DPW PAN Sumut.

“Dengan keterbatasan kursi dimiliki PAN, kita tidak ingin pengalaman pahit pada Pilgubsu 2008 terulang lagi, dimana calon pasangan Gubsu/Wagubsu yang diusung dari partai lain yang kursinya lebih sedikit dari PAN,” tambah Hendra.
Read More..........

Senin, 18 Juni 2012

TOR TOR TIDAK BUTUH PENGAKUAN MALAYSIA

Malaysia kembali mengklaim hasil kebudayaan asli Indonesia menjadi miliknya. Kali ini, negeri jiran itu akan memasukkan tari Tor-tor dan Gordang Sambilan sebagai peninggalan nasional mereka. Di Indonesia, dua kesenian itu dikenal sebagai kebudayaan masyarakat Batak, Sumatera Utara. Bahkan, tari Tor-tor selalu ditarikan dalam upacara adat masyarakat Batak. Namun kini, Malaysia dengan berani akan meregistrasi kebudayaan itu berdasarkan Bab 67 Undang-undang Peninggalan Nasional 2005.

Tor-tor bagi masyarakat mandailing mengandung banyak nilai dan makna, nilai tradisi leluhur, nilai historis bahkan nilai karakter yang ada dalam diri masyarakat mandailing. Dan yang menjadi agak aneh adalah ketika Komunitas Mandailing di Malaysia meminta saudara mereka di Indonesia memahami usulan soal tari Tor-tor masuk dalam warisan kebudayaan negeri jiran. Salah satu alasannya adalah agar Tari Tor-tor bisa lestari dan mendapat pengakuan negara, tidak hanya dipentaskan di rumah saja. "Kami sudah 200 tahun di sini, sebelum wujud Malaysia dan Indonesia, kami sudah ada di sini" kata mereka sehingga mereka menganggap perlu diakui juga oleh pemerintahnya dan hal itu bukanlah klaim malaysia.

Yang sedikit terlupakan oleh saudara kita yang berada di Malaysia adalah bahwa pemerintah Malaysia mencoba mendaftarkannya sebagai salah satu peninggalan nasional mereka. Hal yang sangat kontras jika mencoba membandingkan tarian barongsai di era Gus Dur yang memperbolehkan pertunjukkannya di Indonesia, dan mungkin saudara kita itu tidak mengetahui bahwa Indonesia tidak pernah menjadikannya sebagai peninggalan nasional karena memang tarian itu bukan lahir di Indonesia.

Dalam catatan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat mandailing sudah sangat tersebar ke berbagai belahan dunia, menurut situs web Mandailing.org, masyarakat Mandailing merantau dalam gelombang besar ke pesisir barat Malaysia pada beberapa dekade pertama abad ke 19 akibat Perang Paderi, saat Indonesia belum lahir dan masih bernama Hindia Belanda yang merupakan wilayah jajahan Belanda. Hingga kini, keturunan orang-orang Mandailing masih banyak berada di wilayah negara bagian Negeri Sembilan, Perak, Pahang dan Selangor di Malaysia. 

Semisal migrasi orang jawa ke Suriname sehingga banyak budaya jawa menjadi bagian tidak terpisahkan dari negara itu, dan sekali lagi Suriname tidak juga menganggapnya sebagai peninggalan negeri mereka, tetapi dengan banyaknya kaum migran jawa di Suriname menjadikan budaya jawa ikut menjadi lestari tanpa harus mendapatkan pengakuan dari pemerintahnya 

Tor-Tor akan selalu hidup dan lestari selama masyarakat mandailing melestarikannya dimana saja tanpa perlu adanya pengakuan dari suatu negara.

Sedikit informasi tentang tari Tor-Tor 

Tari tor-tor bisa diiringi dengan iringan musik magondangi. Tarian ini dimainkan dengan dibarengi alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak. Bahkan, banyak masyarakat percaya tarian itu sebagai ritual yang berhubungan dengan pemanggilan roh. Roh tersebut dipanggil kembali dan masuk ke dalam patung-patung batu. Mereka percaya ini merupakan simbol penghormatan terhadap leluhur. Kemudian, patung-patung itu bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan kaku. Gerakan itu seperti gerakan kaki sedang jinjit dan gerakan tangan.

Pada perkembangannya, jenis tor-tor menjadi beragam. Ada yang dinamakan tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar. Mereka beranggapan, sebelum pesta dimulai tempat pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.

Selanjutnya, ada tari tor-tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).

Terakhir, ada tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua bawah.

Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orangtua atau anggota keluarganya meninggal dunia. Kini, tari tor-tor biasanya digunakan untuk acara acara seremonial di daerah Sumatera Utara dan dibeberapa daerah yang memiliki komunitas masyarakat mandailing.



Read More..........

Kamis, 14 Juni 2012

Kongres Mahasiswa Sumatera Utara....

Sebuah Gagasan Yang Ideal Dari Kaum Intelektual Muda

(14/06/2012) Semakin dekat perhelatan akbar masyarakat Sumatera Utara dalam pesta demokrasi pemilihan gubernur sumatera utara (pilgubsu), semakin membuat banyak kalangan mendiskusikannya dalam berbagai tingkatan kemampuan diskusinya, mulai dari warung kopi dari kalangan masyarakat yang awam terhadap perpolitikan lokal sumatera utara, ibu-ibu rumah tangga juga tidak mau ketinggalan untuk bisik bisik kalaulah tidak mau dikatakan pergunjingan kaum ibu tentang calon yang dianggap layak memimpin propinsi yang menjadi pintu masuk bagian barat dari negeri kita ini.

Pagi tadi diwarung sarapan pagi yang biasa, saya dan beberapa fungsionaris DPW PAN Sumut mendampingi H. Syah Affandin (Ondim) Ketua DPW PAN Sumut untuk diskusi ringan dengan beberapa elemen mahasiswa dari kelompok cipayung seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Medan, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan serta Penegak Amanat Reformasi Rakyat (PARRA) Sumut. Diskusi yang dimulai dari hanya sebuah cakap-cakap tentang pilgubsu yang akan berlangsung pada 2013 mendatang.

Dalam kesempatan yang unik itu, Ondim menyatakan beberapa agenda mendesak bagi sumatera utara yang harus menjadi bahan evaluasi bagi kalangan kampus termasuk mahasiswa, mahasiswa yang dianggap memiliki kemampuan yang melebihi masyarakat biasa harus berperan aktif dan tidak ikut-ikutan berpolitik sebab mahasiswa merupakan agen perubahan yang harus teguh mengawal proses demokrasi di sumatera utara, mengaktualisasikan diri melalui dialog lebih bijaksana dibandingkan harus teriak dijalanan.

Salah seorang aktivis mahasiswa menyatakan ide untuk menggelar Kongres Mahasiswa Sumatera Utara, yang akan dihadiri oleh perwakilan organisasi formal dan informal kampus dari seluruh sumatera utara, gagasan yang brilian dari cakap-cakap dipagi hari. Saya jadi teringat dengan masa lalu dimana menjadi salah satu inisitor dari kalangan aktivis 98 menggelar Kongres Mahasiswa Sumatera dengan membawa isu "Sumatera Merdeka" yang memang menjadi isu cukup seksi pada masa itu, mudah-mudahan saja ide kongres mahasiswa sumatera ini dapat terwujud dan melahirkan banyak rekomendasi bagi kemaslahatan masyarakat sumatera utara.

Ondim pun sangat menyambut baik gagasan ini, bahkan memberi muatan bagi mahasiswa agar ada output yang cerdas dan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di propinsi sumatera utara.

Hmmmm..... sarapan pagi yang menarik.
Read More..........

BIOGRAFI IWAN FALS

Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir 3 September 1961 di Jakarta) adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Lewat lagu-lagunya, Iwan menggambarkan suasana sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti lagu Wakil Rakyat dan Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya lagu Siang Seberang Istana dan Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti lagu Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya.

Lewat lagu-lagunya, ia memotret kehidupan dan sosial-budaya di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.

Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru Nusantara dan beberapa bahkan sampai ke mancanegara.

Perjalanan Hidup
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.

Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul. Tapi album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.

Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records. Tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Waktu siaran acara Manasuka Siaran Niaga di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.

Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya yang kritis.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.

Keluarga
Iwan lahir di Jakarta pada 3 September 1961 dari pasangan Haryoso (ayah)(almarhum) dan Lies (ibu). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.

Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini , yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).

Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991.

Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktifitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung Bogor Jawa Barat sekitar satu jam perjalanan dari Jakarta. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.

Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang dinamakan Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan sebutan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals.

Link Download Ebook Biografi Iwan Fals :
http://www.ziddu.com/download/15684959/BiografiIwanFals.rar.html
Read More..........

Selasa, 05 Juni 2012

Sinopsis Buku : Menapak Jejak Amien Rais

BUKU berjudul Menapak Jejak Amien Rais adalah jawaban yang tepat untuk mengenal sosok Amien Rais lebih dekat dan lebih personal. Buku ini menyajikan sisi-sisi lain kehidupan salah satu tokoh reformasi tersebut.
Tidak mudah menyelami kedalaman jiwa seorang tokoh bangsa seperti Amien Rais, jika bukan sosok yang dekat pula dengannya. Menapak Jejak Amien Rais ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais, anak kedua Amien Rais. Sebagai penulis, Hanum menampilkan wajah Amien Rais dari berbagai sudut pandang.

Dalam buku ini, sosok Amien Rais tidak sekadar hadir sebagai seorang politisi maupun tokoh agama terkemuka melainkan sebagai seorang suami, seorang ayah, seorang teman berdiskusi, dan tentunya seorang panutan. Sudut pandang seorang anak itulah yang membuat buku ini semakin kaya dan menarik.
Hanum Salsabiela Rais tumbuh bersama dengan sang ayah. Sebagai seorang anak, Hanum tidak hanya mampu merekam kehidupan bersama Amien Rais tapi juga piawai merangkainya menjadi kisah yang menarik. Hanum juga mencatat setiap pesan-pesan yang disampaikan Amien Rais dan menuturkannya ulang dalam buku ini. Pesan-pesan yang disampaikan Amien Rais dalam buku ini mengajak setiap orang merenungi banyak hal.

Salah satu pesan dalam buku ini yang mengingatkan seseorang untuk konsisten dan bersungguh-sungguh dalam sebuah rumus sederhana:  “Kalau kamu ingin sukses, sukses apa saja, kamu harus menyisihkan minimal 3 jam sehari untuk menekuni apa yang kamu sukai.” Pesan menarik lainnya seperti sebuah pesan sederhana Amien Rais kepada penulis dan semua orang: “Pernikahan adalah waktunya untuk berhenti membandingkan.”Hanum merekam suka dan duka menjadi anak seorang Amien Rais. Tentunya, ia merasakan saat-saat yang sulit ketika ayahnya dianggap sebagai musuh Orde Baru. Amien Rais yang dikenal kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah Orde Baru, menghadapi banyak tekanan dari berbagai penjuru ketika itu. Intimidasi psikologis yang juga berdampak kepada keluarganya.

Menyikapi Kekalahan
Menapak Jejak Amien Rais pun mengajarkan pada kita bagaimana menyikapi sebuah kekalahan. Pada pemilihan presiden tahun 2004, pasangan Amien Rais dan Siswono Yudhohusodo mengalami kekalahan pada putaran pertama. Di tengah-tengah rasa kecewa karena hasil perolehan suara yang menyelimuti keluarganya, seorang Amien justru berujar teduh: “Kalau mau tenang hati, ambil air wudhu, terus salat, dan baca Al-Quran.”

Sisi-sisi personal dan emosional tersaji di dalam buku Menapak Jejak Amien Rais dengan bahasa yang sederhana dan nyaman dibaca. Buku ini adalah sebuah referensi berharga untuk menyelami lebih dalam kearifan dan kebijaksanaan seorang tokoh bangsa bernama Amien Rais.


Read More..........

Detik-Detik yang Menentukan - Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi

Mengingat bahwa buku ini ditulis berdasarkan catatan harian beliau dan komentar berbagai surat kabar nasional pada masa itu maka buku ini seolah-olah merupakan rekaman ulang sebuah realitas politik yang amat mencekam saat itu. Meskipun demikian sisi-sisi kelembutan, di tengah-tengah ketegasan sikapnya, seorang anak bangsa yang bernama B.J. Habibie sangat jelas tergambarkan pula di dalam buku ini. (Hermawan K. Dipojono)

Tokoh yang dengan reformasi berubah dari wakil presiden menjadi presiden dan kemudian meninggalkan kursi kepresidenannya dengan bibir yang tersenyum dan kepala yang tegak. Semua berlaku dengan konstitusional, damai, tanpa setetes darahpun yang tertumpahkan, dan kemudian membuka pintu lebar-lebar untuk para pemimpin penerusnya agar dapat mengisi momentum-momentum yang hadir dengan lebih sukses. (Hidayat Nur Wahid)

Banyak hal yang sangat menarik dari buku B.J. Habibie "Detik-Detik yang Menentukan", banyak juga yang menarik dari kepribadian penulisnya, setelah membaca buku itu. Namun demikian tidak meleset jika disimpulkan bahwa: "Buku dan penulisnya menyatu dalam kata "Demokrasi". Itulah uraian buku ini dan itu pula kunci kepribadian penulisnya yang taat beragama Islam itu. Dengan demikian terbukti bahwa tidak ada pertentangan sedikit pun antara penegakan demokrasi dan pelaksanaan ajaran Islam. (M. Quraish Shihab)

As those move further into the past, the scale and scope of Habibie's achievement seems ever more astounding and surprising. How was it that an administrative technologist with weak political skills and almost no political support could change Indonesia so rapidly, decisively and fundamentally, and in ways that no one could have expected? (Robert.E. Elson)

Kesalahfahaman seolah-olah Presiden Habibie menciptakan "bom waktu disintegrasi" melalui kebijakan desentralisasinya adalah sesuatu yang berangkat dari argumen yang keliru dan tidak berdasar. (Ryaas Rasyid)

Whether one believes in the 'Great Man' or 'Great Idea' concept of leadership, Pak Habibie succeeded, within the shortest time possible, in mobilizing every resource that was available, to launch a 'new Indonesia'. (Bilveer Singh)
Read More..........

Jumat, 01 Juni 2012

KNPI: Andi Mallarangeng Mencoreng Nama Pemuda Indonesia


Tribunnews.com - Kamis, 24 Mei 2012 14:04 WIB


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) menilai tindakan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng, telah mencoreng nama pemuda Indonesia.
Karena itu, pihaknya mendesak KPK segera mengungkap dan mengusut tuntas semua perkara hukum yang melibatkan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat (PD).
"Sebagai menteri yang mengklaim dirinya mewakili aspirasi pemuda, seharusnya tidak terlibat dalam masalah-masalah bangsa, termasuk perkara hukum," kata Ketua Bidang Pertahanan DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Muklis Ramlan, saat mengelar audiensi dengan KPK, di Kantor KPK, Jakarta, Kamis (24/5/2012).
Nama Andi Mallarangeng kerap dikaitkan dengan kasus Wisma Atlet dan Hambalang, sebagai pihak yang ikut menerima aliran dana proyek-proyek di Kemenpora.
"Kami tidak mau menteri yang mengatasnamakan pemuda, lagi-lagi terlibat kasus yang hingga saat ini belum tuntas. Bila Pak Andi Malarangeng memang bersalah, kami meminta agar segera dituntaskan kasusnya, termasuk berbagai kasus yang selama ini menjerat beliau," tutur Muklis.
Hari ini, KPK memeriksa Andi Mallarangeng, terkait proyek pembangunan pusat pelatihan olahraga Hambalang, Jawa Barat. (*)

Read More..........
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...