BUKU berjudul Menapak Jejak Amien Rais adalah jawaban
yang tepat untuk mengenal sosok Amien Rais lebih dekat dan lebih
personal. Buku ini menyajikan sisi-sisi lain kehidupan salah satu tokoh
reformasi tersebut.
Tidak mudah menyelami kedalaman jiwa seorang tokoh bangsa seperti Amien Rais, jika bukan sosok yang dekat pula dengannya. Menapak Jejak Amien Rais ditulis
oleh Hanum Salsabiela Rais, anak kedua Amien Rais. Sebagai penulis,
Hanum menampilkan wajah Amien Rais dari berbagai sudut pandang.
Dalam buku ini, sosok Amien Rais tidak sekadar hadir sebagai seorang
politisi maupun tokoh agama terkemuka melainkan sebagai seorang suami,
seorang ayah, seorang teman berdiskusi, dan tentunya seorang panutan.
Sudut pandang seorang anak itulah yang membuat buku ini semakin kaya dan
menarik.
Hanum Salsabiela Rais tumbuh bersama dengan sang ayah. Sebagai
seorang anak, Hanum tidak hanya mampu merekam kehidupan bersama Amien
Rais tapi juga piawai merangkainya menjadi kisah yang menarik. Hanum
juga mencatat setiap pesan-pesan yang disampaikan Amien Rais dan
menuturkannya ulang dalam buku ini. Pesan-pesan yang disampaikan Amien
Rais dalam buku ini mengajak setiap orang merenungi banyak hal.
Salah satu pesan dalam buku ini yang mengingatkan seseorang untuk
konsisten dan bersungguh-sungguh dalam sebuah rumus sederhana: “Kalau kamu ingin sukses, sukses apa saja, kamu harus menyisihkan minimal 3 jam sehari untuk menekuni apa yang kamu sukai.” Pesan menarik lainnya seperti sebuah pesan sederhana Amien Rais kepada penulis dan semua orang: “Pernikahan adalah waktunya untuk berhenti membandingkan.”Hanum
merekam suka dan duka menjadi anak seorang Amien Rais. Tentunya, ia
merasakan saat-saat yang sulit ketika ayahnya dianggap sebagai musuh
Orde Baru. Amien Rais yang dikenal kritis terhadap berbagai kebijakan
pemerintah Orde Baru, menghadapi banyak tekanan dari berbagai penjuru
ketika itu. Intimidasi psikologis yang juga berdampak kepada
keluarganya.
Menyikapi Kekalahan
Menapak Jejak Amien Rais pun mengajarkan pada kita bagaimana
menyikapi sebuah kekalahan. Pada pemilihan presiden tahun 2004, pasangan
Amien Rais dan Siswono Yudhohusodo mengalami kekalahan pada putaran
pertama. Di tengah-tengah rasa kecewa karena hasil perolehan suara yang
menyelimuti keluarganya, seorang Amien justru berujar teduh: “Kalau mau tenang hati, ambil air wudhu, terus salat, dan baca Al-Quran.”
Sisi-sisi personal dan emosional tersaji di dalam buku Menapak Jejak Amien Rais dengan
bahasa yang sederhana dan nyaman dibaca. Buku ini adalah sebuah
referensi berharga untuk menyelami lebih dalam kearifan dan
kebijaksanaan seorang tokoh bangsa bernama Amien Rais.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar