Kamis, 09 November 2017

Lafran Pane, Pahlawan Nasional yang Berjasa Bukan di Medan Perang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi memberikan gelar pahlawan nasional terhadap empat orang di antaranya Lafran Pane. Lafran Pane yang berasal dari Yogyakarta diberi gelar pahlawan bukan karena terlibat peperangan, namun karena mendorong pertumbuhan gerakan pemuda di Indonesia yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

"Jadi, penyandang gelar Ppahlawan Nasional bukan hanya mereka yang berjasa di medan perang saja, tetapi mereka yang juga berjasa di bidang lain yang gaung dan manfaatnya dirasakan secara nasional," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kamis, 9 November 2017.

Lafran mendirikan HMI pada November 1946, bersama 14 orang temannya. Waktu itu, Lafran berusia 23 tahun dan masih di tingkat pertama Sekolah Tinggi Islam (kini UII) Yogya.
Pendidikan formal Lafran di tingkat dasar sebenarnya terputus-putus. Dia sering pindah sekolah, kendati pendidikan agama tak pernah dilupakannya. Anak keenam dari keluarga tokoh Partindo, Sutan Pangurabaan Pane, yang lahir di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 12 April 1923 itu pernah pula hidup menggelandang di sepanjang jalan kota Medan.
Setelah diboyong dua kakak kandungnya, sastrawan Pujangga Baru Armijn Pane dan Sanusi Pane, ke Jakarta, Lafran sempat berkumpul dengan gang remaja Zwarte Bente di kawasan Senen. Figur Lafran itu sudah dianggap menyatu dengan identitas HMI.
Selain mendirikan HMI, Lafran Pane sempat berkiprah menjadi dosen di sejumlah universitas di Yogyakarta. Dia sempat menjadi dosen Fakultas Sosial dan politik Universitas Gajah Mada (UGM), dosen Universitas Islam Indonesia (UII), dosen Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dia wafat pada 25 Januari 1991 setelah mengalami stroke.
Ketua Presidium Majelis Wilayah KAHMI DIY, Khamim Zarkasih Putro, mengatakan tak mudah mengusulkan Lafran Pane masuk sebagai pahlawan nasional. Terlebih nama-nama dari Yogyakarta yang dianggap sudah overload untuk tokoh penerima gelar pahlawan. Nama Lafran Pane diusulkan sejak tiga tahun silam atau di akhir masa kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Putra Lafran Pane, Iqbal Pane, kaget dan tak menyangka almarhum ayahnya segera bergelar pahlawan nasional. "Kami malah pertama tahu dari media kalau usulan gelar pahlawan itu disetujui Presiden Jokowi," ujarnya.

sumber : https://nasional.tempo.co/read/1032174/lafran-pane-pahlawan-nasional-yang-berjasa-bukan-di-medan-perang?utm_source=Digital%20Marketing&utm_medium=Twitter&utm_campaign=DlvrIT_TempoNewsroom
Read More..........

5 Bukti Lafran Pane Pahlawan Nasional nan Bersahaja

Lafran Pane, tokoh pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), mendapat gelar pahlawan nasional dari pemerintah. Presiden Joko Widodo alias Jokowi dijadwalkan memberikan penghargaan itu kepada ahli waris saat upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tahun 2017 di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis (9/11/2017).

Laki-laki kelahiran Padang Sidempuan, 5 Februari 1922 ini merupakan anak keenam keluarga Sutan Pangurabaan Pane dari istrinya yang pertama. Ia adalah adik kandung dari sastrawan Sanusi Pane dan Armijn Pane.

Lafran dikenal sebagai salah satu pendiri HMI pada 5 Februari 1947 yang ditetapkan lewat Kongres XI HMI di Bogor pada 1974.

Meski demikian, ia menolak dikatakan sebagai satu-satunya pendiri HMI karena ada beberapa nama lain yang turut andil. Misalnya, Kartono Zarkasy, Dahlan Husein, Siti Zainah, Maisaroh Hilal, Soewali, Yusdi Gozali, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan, Tayeb Razak, Toha Mashudi, Bidron Hadi, Sulkarnaen, dan Mansyur.

Siti Hadiroh Ahmad (70), salah satu kerabat Lafran Pane, menuturkan semasa hidupnya, Lafran dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Hadiroh merupakan teman dekat istri pertama Lafran yang bernama Dewi. Ketika Dewi meninggal dunia, Lafran pun memanggil Hadiroh.
Ia memberi Hadiroh, yang aktif di organisasi Aisyiah, harta peninggalan istrinya berupa pakaian, perhiasan, tas, dan Tabanas senilai Rp 1,1 juta.
"Seluruhnya diberikan kepada saya untuk diserahkan kepada PP Aisyiah dan kami mewujudkannya dengan menggunakan uang itu untuk membeli meja sidang," ucap Hadiroh, Selasa, 7 November 2017, mengenang sosok Lafran Pane yang kini mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Read More..........
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...