Kamis, 09 November 2017

Lafran Pane, Pahlawan Nasional yang Berjasa Bukan di Medan Perang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi memberikan gelar pahlawan nasional terhadap empat orang di antaranya Lafran Pane. Lafran Pane yang berasal dari Yogyakarta diberi gelar pahlawan bukan karena terlibat peperangan, namun karena mendorong pertumbuhan gerakan pemuda di Indonesia yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

"Jadi, penyandang gelar Ppahlawan Nasional bukan hanya mereka yang berjasa di medan perang saja, tetapi mereka yang juga berjasa di bidang lain yang gaung dan manfaatnya dirasakan secara nasional," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kamis, 9 November 2017.

Lafran mendirikan HMI pada November 1946, bersama 14 orang temannya. Waktu itu, Lafran berusia 23 tahun dan masih di tingkat pertama Sekolah Tinggi Islam (kini UII) Yogya.
Pendidikan formal Lafran di tingkat dasar sebenarnya terputus-putus. Dia sering pindah sekolah, kendati pendidikan agama tak pernah dilupakannya. Anak keenam dari keluarga tokoh Partindo, Sutan Pangurabaan Pane, yang lahir di Kampung Pangurabaan, Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 12 April 1923 itu pernah pula hidup menggelandang di sepanjang jalan kota Medan.
Setelah diboyong dua kakak kandungnya, sastrawan Pujangga Baru Armijn Pane dan Sanusi Pane, ke Jakarta, Lafran sempat berkumpul dengan gang remaja Zwarte Bente di kawasan Senen. Figur Lafran itu sudah dianggap menyatu dengan identitas HMI.
Selain mendirikan HMI, Lafran Pane sempat berkiprah menjadi dosen di sejumlah universitas di Yogyakarta. Dia sempat menjadi dosen Fakultas Sosial dan politik Universitas Gajah Mada (UGM), dosen Universitas Islam Indonesia (UII), dosen Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dia wafat pada 25 Januari 1991 setelah mengalami stroke.
Ketua Presidium Majelis Wilayah KAHMI DIY, Khamim Zarkasih Putro, mengatakan tak mudah mengusulkan Lafran Pane masuk sebagai pahlawan nasional. Terlebih nama-nama dari Yogyakarta yang dianggap sudah overload untuk tokoh penerima gelar pahlawan. Nama Lafran Pane diusulkan sejak tiga tahun silam atau di akhir masa kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.
Putra Lafran Pane, Iqbal Pane, kaget dan tak menyangka almarhum ayahnya segera bergelar pahlawan nasional. "Kami malah pertama tahu dari media kalau usulan gelar pahlawan itu disetujui Presiden Jokowi," ujarnya.

sumber : https://nasional.tempo.co/read/1032174/lafran-pane-pahlawan-nasional-yang-berjasa-bukan-di-medan-perang?utm_source=Digital%20Marketing&utm_medium=Twitter&utm_campaign=DlvrIT_TempoNewsroom
Read More..........

5 Bukti Lafran Pane Pahlawan Nasional nan Bersahaja

Lafran Pane, tokoh pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), mendapat gelar pahlawan nasional dari pemerintah. Presiden Joko Widodo alias Jokowi dijadwalkan memberikan penghargaan itu kepada ahli waris saat upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tahun 2017 di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Kamis (9/11/2017).

Laki-laki kelahiran Padang Sidempuan, 5 Februari 1922 ini merupakan anak keenam keluarga Sutan Pangurabaan Pane dari istrinya yang pertama. Ia adalah adik kandung dari sastrawan Sanusi Pane dan Armijn Pane.

Lafran dikenal sebagai salah satu pendiri HMI pada 5 Februari 1947 yang ditetapkan lewat Kongres XI HMI di Bogor pada 1974.

Meski demikian, ia menolak dikatakan sebagai satu-satunya pendiri HMI karena ada beberapa nama lain yang turut andil. Misalnya, Kartono Zarkasy, Dahlan Husein, Siti Zainah, Maisaroh Hilal, Soewali, Yusdi Gozali, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan, Tayeb Razak, Toha Mashudi, Bidron Hadi, Sulkarnaen, dan Mansyur.

Siti Hadiroh Ahmad (70), salah satu kerabat Lafran Pane, menuturkan semasa hidupnya, Lafran dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Hadiroh merupakan teman dekat istri pertama Lafran yang bernama Dewi. Ketika Dewi meninggal dunia, Lafran pun memanggil Hadiroh.
Ia memberi Hadiroh, yang aktif di organisasi Aisyiah, harta peninggalan istrinya berupa pakaian, perhiasan, tas, dan Tabanas senilai Rp 1,1 juta.
"Seluruhnya diberikan kepada saya untuk diserahkan kepada PP Aisyiah dan kami mewujudkannya dengan menggunakan uang itu untuk membeli meja sidang," ucap Hadiroh, Selasa, 7 November 2017, mengenang sosok Lafran Pane yang kini mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Read More..........

Rabu, 02 Agustus 2017

DIRGAHAYU INDONESIA (72 TAHUN INDONESIA KERJA BERSAMA)

Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menyimpan arti dan makna yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, berabad-abad lamanya negara ini diduduki, dikuasai dan dijajah bangsa asing mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC), Belanda, hingga Jepang.

Para pejuang dan pahlawan bangsa beradarah-darah mempertaruhkan segala jiwa dan raganya supaya Nusantara ini terbebas dari penjajahan, merdeka! Kita bisa bekerja, sekolah, beribadah dan berbuat segala sesuatu dengan tenang setelah kemerdekaan itu diraih.

Maka, tugas generasi bangsa saat ini adalah bagaimana kemerdekaan itu menjadi modal pembangunan nasional. Pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, politik, teknologi, dan lain sebagainya.

Makna kemerdekaan sebagai modal pembangunan nasional akan tercapai bila pembangunan itu ditujukan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia seutuhnya, bukan untuk investor asing. Indonesia adalah negara matirim, negara agraria, dan negara industri dengan sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah ruah.

Kekayaan Nusantara itu menjadi incaran negara-negara di dunia dengan menguasai kilang minyak, pertambangan, kelapa sawit, semen, dan sejumlah komoditas penting yang tidak dipunyai negara lain. Mereka menguasai pusat sumber daya alam Indonesia dengan alasan investasi.

Para pemimpin bangsa pembuat kebijakan regulasi pun rata-rata memuluskan para investor asing, karena mendapatkan uang yang tidak sedikit. Dalihnya pun sama, yaitu investasi. Maka, bentuk penjajahan baru di Indonesia saat ini adalah kapitalisme.

Sumber kekayaan Nusantara yang diberikan Tuhan dan dirawat dengan baik oleh para leluhur bangsa, diperjuangkan para pahlawan, sekarang harus terjual dan dinikmati bangsa asing. Maka, pembuat kebijakan seperti bupati atau gubernur yang mengesahkan penjajahan baru berkedok investasi itu bisa disebut orang penghianat.

Persis pada zaman kolonialisme Belanda, Bupati dan para penguasa adalah orang-orangnya Kolonialisme Belanda. Bupati dan para penguasa ikut memerangi para pejuang yang melakukan pemberontakan pada pemerintah Hindia-Belanda. Di mata mereka, pejuang kemerdekaan adalah pemberontak. Itu terjadi pada tahun 1800-an atau era perjuangan Pangeran Diponegoro.

Arti makna kemerdekaan
Lismanto, seorang cendekiawan kelahiran Kabupaten Pati, Jawa Tengah membagi kemerdekaan menjadi dua kategori, yaitu: kemerdekaan formal dan kemerdekaan substansial.

Kemerdekaan formal adalah kemerdekaan yang diperoleh suatu negara, baik secara de facto maupun de jure. Artinya, syarat-syarat suatu negara untuk dikatakan merdeka sudah didapatkan.

Kemerdekaan substansial adalah kemerdekaan suatu negara yang benar-benar berdaulat di berbagai bidang, baik bidang politik, ekonomi, pendidikan, budaya, teknologi, hukum, dan sebagainya. Dalam kemerdekaan substansial, bangsa tidak terikat dengan perjanjian atau hal-hal yang membuatnya tidak berdaulat secara penuh.

Di bidang ekonomi, misalnya. Indonesia bisa dikatakan belum merdeka secara substansial karena ladang-ladang minyak, pertambangan, kelapa sawit, sawit, dan industri-industri raksasa lainnya yang mencaplok sumber daya alam Indonesia diangkut bangsa asing, bukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Di bidang hukum, kita belum bisa merdeka secara substansial karena Kitab Hukum Undang-undang Pidana (KUHP) masih mengadopsi hukum Belanda. Di bidang politik, masih ada perjanjian-perjanjian internasional yang membuat bangsa tidak berdaya, tidak bisa apa-apa, dan terikat. Itu artinya, Indonesia secara substansial masih belum merdeka," ujar Lismanto yang merupakan alumnus Jurusan Hukum Pidana dan Politik Islam UIN Walisongo Semarang.

Perang baru mengancam Indonesia
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut, Indonesia saat ini terancam dengan adanya perang baru bernama proxy war. Tujuannya adalah jelas, penguasaan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.

Kasus lepasnya Timor-Timur menjadi Timor Leste dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu contoh proxy war. Sebuah perang tanpa bentuk, tidak dikenal lawan atau kawan, lawan menggunakan pihak ketiga untuk memecah belah dan menguasai lawannya.

Jika masih ada proxy war, berarti pelajar, mahasiswa, politisi, pengusaha, pejabat, santri, dan semua elemen bangsa harus punya niat hati yang ikhlas dan tulus untuk ikut berperang melawan penjajahan baru dari bangsa asing yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia dan mewujudkan kemerdekaan yang substansial-hakiki.

sumber : http://www.berberita.com/2016/08/arti-makna-kemerdekaan-17-agustus-1945-bagi-bangsa-indonesia.html
Read More..........

Selasa, 01 Agustus 2017

PAN BERUPAYA HADIRKAN GUBERNUR TERBAIK UNTUK SUMUT

Ketua Komite Pemenangan Pemilu Wilayah (KPPW) DPW PAN Sumatera Utara, H Hendra Cipta SE menyatakan, partainya akan berupaya maksimal menghadirkan figur terbaik kepada masyarakat Sumatera Utara dalam perhelatan Pilgubsu  pada 2018 mendatang. "Kami akan membantu masyarakat Sumut untuk mendapatkan haknya, yaitu hak untuk dipimpin oleh seorang gubernur terbaik yang mampu mengejar ketertinggalan Sumatera Utara dari provinsi lain,"tegas Hendra kepada andalas, Rabu (26/7).
Menurut Hendra,sebagai salah satu provinsi terbesar di luar Pulau Jawa seharusnya Sumatera Utara memiliki gubernur yang minimal setara dengan gubernur provinsi lainnya dalam hal kekuatan karakter, kualitas, jaringan serta memiliki integritas yang baik. "Sumatera Utara seharusnya memiliki seorang gubernur yang luar biasa, bukan hanya gubernur sekadarnya.Artinya sosok gubernur itu bisa menjadi panutan bagi seluruh masyarakat Sumut dari semua golongan suku dan agama,"kata Hendra. Lebih jauh dikatakannya, PAN sendiri dalam proses penjaringan calon Gubsu belum membuka pendaftaran. DPW PAN Sumut berencana akan membuka penjaringan pada Agustus 2017 mendatang.
Namun, PAN jauh-jauh hari sudah mulai membuka komunikasi dengan beberapa partai politik lainnya untuk menyatukan persepsi atau cara pandang yang sama tentang potret Sumut di masa depan dan mencermati beberapa figur yang belakangan ini sering disebut akan maju dalam Pilgubsu 2018. Disinggung soal figur balon Gubsu yang akan diusung, Hendra menjelaskan, PAN masih belum punya calon gubernur.Namun ada salah satu kader terbaik PAN yang layak untuk diperhitungkan yaitu Mulfachri Harahap yang saat ini menjabat sebagai Ketua Fraksi PAN DPR RI.
Di samping mengamati beberapa figur bakal calon yang muncul saat ini, PAN juga akan membuka aspirasi seputar kriteria Cagubsu harapan masyarakat dari berbagai media yang ada, baik media sosial maupun media mainstrem. "PAN akan menyelaraskan Cagubsu yang akan diusung dengan keinginan masyarakat Sumatera Utara," katanya.
Read More..........

Rabu, 31 Mei 2017

Mau Nyaleg, Buruan ke Kantor DPW PAN Sumut


Masyarakat yang ingin menjadi calon legislatif (Caleg) dari Partai Amanat Nasional (PAN), telah membuka pendaftaran bagi kader partai dan simpatisan yang ingin menjadi Caleg di Pemilu Legislatif 2019 mendatang.
Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan, sudah membuka pendaftaran terhadap calon legislatif yang ingin berkompetisi meraih kursi DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota, dimulai dari 1 April sampai 31 Desember 2017 secara serentak di seluruh Indonesia..

Menindaklanjuti instruksi DPP PAN ini, kini giliran Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sumatera Utara membuka pendaftaran bakal calon legislatif Sumut untuk Pemilihan Legislatif 2019,” kata Sekretaris DPW PAN Sumut, Ir Yahdi Khair Harahap MBA, di Kantor DPW PAN Sumut Jalan Wahid Hasyim, 


Didampingi Bendahara DPW PAN Sumut Osaka Hendra Ginting, Ketua Komite Pemenangan Pemilu Wilayah (KPPW) PAN Sumut Hendra Cipta dan Sekretaris KPPW Aripay Tambunan serta pengurus lainnya, Edwin, Suhandi dan Suwartono, disebutkan Yahdi Khair Harahap, pembukaan pendaftaran caleg ini terbilang dini memang sengaja dipilih, karena memiliki maksud dan tujuan tertentu, satu diantaranya memaksimalkan proses penilaian kualitas dan mutu calon legislatif yang mendaftar.

“Pembukaan pendaftaran caleg ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan yang lebih luas bagi semua pihak. Karena, cara ini dianggap ampuh dan jitu mencegah munculnya politisi karbitan yang belum terjamin mutu dan kualitasnya,” kata Hendra Cipta selaku Ketua KPPW PAN Sumut.
Sekretaris KPPW PAN Sumut Aripay Tambunan menegaskan, siapapun yang ingin bergabung dibuka kesempatan seluas-luasnya, dimulai untuk kader, simpatisan dan tokoh masyarakat. “Para pendaftar akan melalui berbagai tahapan dan penilaian sebelum diputuskan untuk diusung maju, dimana penilaian itu adalah kinerja bakal calon dalam membina masyarakat di calon daerah pemilihannya,” ungkap Anggota Fraksi PAN DPRD Sumut ini.

Untuk diketahui, masa pendaftaran bakal calon legislatif dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini dibuka hingga November 2017 mendatang, dan untuk pengambilan formulir pendaftaran dapat diperoleh di Kantor DPW PAN Sumut Jalan Wahid Hasyim, Medan. - 

See more at: https://www.gosumut.com/berita/baca/2017/05/30/mau-nyaleg-buruan-ke-kantor-dpw-pan-sumut#sthash.7jwQhIS2.dpuf

Read More..........

Jumat, 19 Mei 2017

MULFACHRI PLT KETUA DPW PAN SUMUT

Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Mulfachri Harahap SH dipercaya dan ditunjuk DPP menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPW PAN Sumatera Utara menggantikan Zulkifli Husein melalui SK pengangkatan yang berlaku sejak 26 April 2017. Mulfachri didampingi Sekretaris DPW PAN Sumut Ir Yahdi Khair Harahap MBA, Bendahara Osaka Hendra Ginting, Ketua KPPW PAN Sumut Hendra Cipta, dan Sekretaris KPPW Aripay Tambunan mengungkapkan hal itu pada rapat koordinasi dihadiri PH DPW dan pimpinan DPD PAN se-Sumut di Emerald Garden Hotel, Medna, Rabu (3/5). Menurut Mulfachri, dirinya tidak ingin berlama-lama menjabat sebagai Plt Ketua DPW PAN Sumut. "Karena itu, saya akan segera melakukan rapat dengan jajaran pengurus DPW, supaya bisa secepatnya melaksanakan musyawarah wilayah luar biasa (muswillub)," tegasnya.
Pelaksanaan muswillub ini akan memilih Ketua DPW PAN Sumut periode 2015-2019. "Mudah-mudahan dalam waktu dua-tiga bulan ke depan, kita sudah bisa melaksanakan muswillub," harap Mulfachri yang juga Ketua Fraksi PAN di DPR-RI. Terkait dengan amanah yang diberikan kepadanya sebagai Plt Ketua DPW PAN Sumut, Mulfachri meminta dukungan dan kerja sama seluruh jajaran pengurus DPW dan DPD PAN se-Sumut. "Kita menginginkan, kiranya semua program yang telah diagendakan selama ini dapat berjalan dengan baik," katanya. Pada kesempatan itu dia juga mengapresiasi Komite Pemenangan Pemilu Wilayah (KPPW) DPW PAN Sumut di bawah kepemimpinan Hendra Cipta dan Aripay Tambunan. Mulfachri berharap KPPW juga bisa segera melaksanakan rapat koordinasi dengan KPPD DPD PAN se-Sumut.
Lebih jauh Wakil Ketua Komisi III DPR-RI ini mengimbau segenap jajaran pengurus partai, baik di tingkat DPW, DPD, cabang, dan ranting, terus melakukan konsolidasi serta mampu menjaga kekompakan di internal partai, utamanya dalam menyongsong Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019 mendatang. Sebelumnya, Yahdi Khair Harahap menyampaikan, selain telah membentuk KPPW, pihaknya juga telah berhasil membentuk 21 KPPD dan akan segera menyusul pembentukannya di 33 DPD PAN se-Sumut. DPW PAN Sumut juga telah melakukan verifikasi internal terkait dengan pen-caleg-an dini menyiasati Pemilu Legislatif 2019 dengan menekankan pada keterwakilan 30 persen kaum perempuan. "Kita juga telah berhasil menuntaskan pelaksanaan musda, muscab, dan musran," ungkapnya. Sedangkan terkait dengan keberadaan DPD PAN Kabupaten Dairi yang belum melaksanakan musda, sebut Yahdi, direncanakan dilaksanakan pada 24 Mei mendatang. Soal Musda Dairi ini, Mulfachri minta agar dapat dituntaskan dengan bijaksana menggunakan prinsip musyawarah mufakat.
Read More..........

Buku Pencitraan Politik Elektoral Karya Terbaik


Guru besar Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) Prof Dr Katimin MAg menilai, buku karya dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN-SU Dr Anang Anas Azhar MA berjudul "Pencitraan Politik Elektoral Kajian Politik Segitiga PAN Dalam Merebut Simpati Masyarakat Sumatera Utara" merupakan karya terbaik.
"Buku ini menurut saya merupakan karya terbaik. Sebelum dicetak menjadi buku, saya tahu persis karena saya ikut terlibat dalam bimbingan disertasi saudara Anang. Kemudian, karya ini dilanjutkan dengan penulisan buku yang menurut saya sudah sempurna," kata Prof Dr Katimin M.Ag ketika tampil sebagai pembanding dalam acara Bedah Buku "Pencitraan Politik Elektoral", di depan Biro Rektor UIN-SU, kemarin.

Kegiatan bedah buku tersebut, sekaligus memeriahkan Pekan Karya Ilmiah UIN-SU yang digelar satu pekan terakhir. Hadir dalam acara tersebut Wakil Dekan I FIS Dr Muhammad Faisal Hamdani MAg, Wakil Dekan II FIS Dr Muhammad Dalimunte M.Hum dan seratus mahasiswa dari lingkungan UIN-SU.
Selain Prof Katimin, tampil juga sebagai pembanding buku tersebut Hendra Cipta SE Wakil Ketua DPW PAN Sumut. Acara tersebut dimoderatori Surya Adi Sahfutra yang juga dosen FIS UIN-SU.

Prof Katimin menyebutkan, pencitraan politik yang dipaparkan dalam buku ini, dilihat dari berbagai dimensi, terlebih penulis buku memaparkannya dalam pendekatan Islam. Ini dikarenakan, penulis merupakan doktor yang berlatarbelakang komunikasi Islam.

"Saya menyarankan, buku ini jangan cukup sampai di sini saja. Tetapi harus dilebarkan, terutama pembahasannya sedikit mengambil komparasi dari Negara-negara Islam di dunia yang dikaitkan dengan pencitraan politik para pemimpinnya misalnya, pendekatan partai politik yang bernuasa Islam," katanya.
Hendra Cipta SE yang ikut membanding karya Anang itu, menyebutkan buku yang di tangan pembaca ini merupakan karya orisinil dari mantan politisi PAN yang kini beralih ke akademisi.

"Jujur saya katakan, kita beruntung memiliki SDM seperti bang Anang. PAN juga diuntungkan, karena tulisan dari karyanya ini dapat dibaca orang banyak, khususnya menceritakan tentang PAN yang sesungguhnya," kata Hendra Cipta.

Dia mengakui, bahwa apa yang ditulis dalam buku ini, sesungguhnya merupakan dapurnya PAN. PAN sedikit dirugikan dengan tulisan ini, tapi karena karya ini dtulis dengan ilmiah dan dapat dimanfaatkan orang banyak, PAN justru diuntungkan.

"Temuan-temuan yang ada dalam buku ini, kemudian model yang ditemukan setidaknya menggambarkan pencitraan politik dibutuhkan, meski tak selama politisi itu digambarkan buruk," kata Hendra.

Penulis buku Anang Anas Azhar dalam pemaparannya, mengaku penerbitan buku ini tidak melibatkan satu atau dua orang. Tetapi, banyak dibantu kader dan simpatisan PAN, terutama dalam menyiapkan bahan untuk daftar wawancara dari petinggi PAN.

"Buku yang tulis ini, adalah ekspresi diri saat sebagai politisi dan menilainya secara objektif. Meski penilaian orang-orang menulis buku ini masuk nilai subjektif, saya tidak membantahnya. Tapi, saya tetap upayakan berjalan dalam rambu-rambu objektivitas dalam menulis buku ini," katanya.

Dalam buku tersebut juga, penulis memaparkan sejumlah temuan terkait dengan pencitraan para caleg menghadapi Pemilu legislatif.

Ada tiga temuan yang dipaparkan dalam buku tersebut. Pertama, dalam menetapkan caleg, PAN masih mengedepankan asal kedaerahan. Asal daerah caleg dilihat untuk menaikkan elektabilitasnya.

Kedua, PAN dalam menetapkan caleg mengedepankan unsur etnis. Etnis dijadikan menjadi penilaian utama dalam rangka mencitrakan diri sang caleg.
Sedangkan ketiga, PAN menetapkan caleg dengan mempertimbangkan unsur agama. Agam menjadi bagian penting dalam menempatkan daerah pemilihan para caleg
Read More..........

Kamis, 25 Agustus 2016

18 Tahun PAN Mengabdi Untuk Negeri

23 Agustus merupakan hari bersejarah bagi seluruh kader Partai Amanat Nasional sebab pada tanggal tersebutlah lahirnya partai berlambang matahari itu dari rahim reformasi Indonesia. Satu satunya partai yang berdiri sebagai kado termanis gerakan reformasi yang menandai berakhir orde baru yang sentralistik dan tidak mengenal sistem multi partai. Mengapa dianggap sebagai kado termanis ? jawabannya adalah tidak lain oleh karena PAN didirikan oleh Sang Lokomotif Reformasi, Bapak Amien Rais.

18 Tahun PAN mengabdi dan bekerja untuk bangsa dengan penuh segala macam rintangan, tetapi itu tidaklah menyurutkan setiap derap langkah para kader untuk terus berjuang demi mewujudkan cita cita reformasi yang agung.

Dirgahayu 18 Tahun Matahari Negeriku
Partai Amanat Nasional
Read More..........

Senin, 13 Juni 2016

Muhammad Ali Bersyahadat di Atas Ring Tinju

Bagi penggemar tinju dunia, tentu tak asing dengan nama Muhammad Ali, mantan juara dunia kelas berat tiga kali. Di masanya, Ali terkenal sebagai seorang petinju yang sangat ditakuti oleh lawan-lawannya. Dan, ia pun dijuluki sebagai The Greatest (terbesar).

Sebab, dia mampu menaklukkan peitnju-petinju terbesar di zamannya, seperti George Foreman, Sony Liston, Joe Frazier, dan lainnya. Bahkan, pertarungannya melawan Foreman serta Joe Frazier menjadi pertarungan terbaik sepanjang abad ke-20. Dan, Ali pun juga dinobatkan sebagai seorang petinju terbesar di abad 20.

Nama sebagai 'Yang Terbesar' ini disematkan padanya sejak ia mengalahkan para petinju yang juga memiliki nama besar. Karena kemampuannya mengalahkan para petinju itu, ia pun menggunakan nama 'Yang Terbesar' (The Greatest) tersebut.

Ali juga dikenal sebagai petinju terbaik pada masanya. Ia pernah menjadi sebuah mesin pemukul yang sangat hebat hingga menimbulkan rasa takut pada lawannya. Sebelum berganti nama menjadi Muhammad Ali, ia bernama Cassius Marcellus Clay Junior. Hingga kini, namanya dianggap sebagai petinju terbaik yang pernah dimiliki publik Amerika Serikat dan orang kulit hitam.

Kesuksesannya merebut gelar juara dunia menempatkannya pada deretan atlet terbesar abad ke-20. Bahkan, gelar itu mengubah status pandangan masyarakat terhadap orang dan atlet kulit hitam. Keberhasilannya itu pun yang akhirnya mengangkat martabat para atlet kulit hitam ke tempat yang tinggi dengan penghormatan dan penerimaan yang baik dari masyarakat kulit putih dan hitam.

Ali dilahirkan pada 17 Januari 1942 di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Daerah yang dikenal dengan ayam goreng khasnya ini juga terkenal dengan perbedaan etnis yang kental. Ayahnya, Cassius Marcellus Clay Sr, adalah pelukis papan nama dan reklame. Ibunya, Odessa Grady Clay, seorang pembantu rumah tangga.

Sejak kecil, Clay sudah merasakan perbedaan perlakuan karena warna kulitnya yang cokelat. Barangkali, hal inilah yang kemudian mendorongnya untuk belajar tinju agar bisa membalas perlakuan jahat teman-temannya yang berkulit putih. Ketika belum genap berusia 20 tahun, ia sudah memenangkan pertandingan kelas berat di Olimpiade Roma tahun 1960.

Pada usia 22 tahun, ia merasa dilahirkan kembali ke dunia. Sebab, saat itulah, ia berganti nama dari Cassius Marcellus Clay Junior menjadi Muhammad Ali. Nama ini merupakan pemberian seorang tokoh Muslim dari Nation of Islam (NOI), Elijah Muhammad, tahun 1964.

Ketika itu, Elijah membuat sebuah pernyataan umum dalam suatu siaran radio dari Chicago, ''Nama Clay ini tidak menyiratkan arti ketuhanan. Saya harap dia akan menerima dipanggil dengan nama yang lebih baik. Muhammad Ali, nama yang akan saya berikan kepadanya selama dia beriman kepada Allah dan mengikuti saya.''

Selama tiga tahun sebelum pertarungannya untuk memperebutkan gelar juara dunia kelas berat dengan Sonny Liston, Clay telah menghadiri pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh NOI. Kehadiran Ali diberitakan oleh koran Daily Nezus di Philadelphia pada September 1963. Pada Januari 1964, dia membuat sensasi besar dengan berbicara di sebuah rapat Muslim di New York.

Beberapa minggu kemudian, ayahnya mengatakan bahwa Clay telah bergabung dengan NOI. Kendati demikian, Clay belum memberikan pernyataan publik tentang keikutsertaannya dalam NOI. Tetapi, dia sibuk mempelajari Islam di bawah bimbingan Kapten Sam Saxon (sekarang Abdul Rahman) yang dijumpai Clay di Miami pada 1961.

Clay juga merenungkan ajaran-ajaran Elijah Muhammad dan membaca surat kabar yang diterbitkan NOI. Di samping itu, ia juga mencari bimbingan dan saran dari Malcolm X--tokoh NOI lainnya--yang dijumpainya di Detroit pada awal 1962.

Sebelum pertandingan Clay melawan Liston, Malcolm mengunjungi Clay sebagai pribadi, bukan sebagai wakil Elijah. Malcolm menganggap Clay sebagai adiknya dan menasihati dia. Nasihat Malcolm ini justru menjadi pemicu semangatnya untuk bertekad mengungguli Liston.

Walaupun merasa sangat takut menghadapi Liston, akhirnya Clay menang dalam pertandingan. Pertandingan tersebut berakhir sebelum bel ronde ketujuh berbunyi. Dengan kemenangan tersebut, dunia memiliki seorang juara baru di arena tinju.

Agama rasional
Kemenangan tersebut diyakininya merupakan 'waktu Allah'. Di antara tepuk riuh para pendukung dan kilatan-kilatan lampu kamera, Clay berdiri di depan jutaan penonton yang mengelilingi ring dan kamera TV. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengumumkan pergantian namanya menjadi Muhammad Ali Clay. ''Aku meyakini bahwa aku sedang berada di depan sebuah kebenaran yang tak mungkin berasal dari manusia,'' ujarnya.

Ali mengungkapkan, kepindahannya ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia. Ia meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Menurutnya, Islam tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis, dan ras. ''Semuanya sama di hadapan Allah SWT. Yang paling utama di sisi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa.''

Ia membandingkan ajaran Trinitas dengan ajaran Tauhid dalam Islam. Menurutnya, Islam lebih rasional. Karena, tidak mungkin tiga Tuhan mengatur satu alam dengan rapi seperti ini. Hal tersebut dinilainya sebagai suatu hal yang mustahil terjadi dan tidak akan memuaskan orang yang berakal dan mau berpikir.

Keyakinannya terhadap Islam makin bertambah manakala Ali membaca terjemahan Alquran. ''Aku bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang hak, yang tidak mungkin dibuat oleh manusia. Aku mencoba bergabung dengan komunitas Muslim dan aku mendapati mereka dengan perangai yang baik, toleransi, dan saling membimbing. Hal ini tidak aku dapatkan selama bergaul dengan orang-orang Nasrani yang hanya melihat warna kulitku dan bukan kepribadianku,'' paparnya.

Sejak saat itu, ia membelanjakan uangnya beberapa ratus ribu dolar untuk buku-buku dan pamflet-pamflet Islami supaya dapat memperkenalkan agama barunya. Dia percaya bahwa bukan hanya kaum Muslim, tetapi juga orang Kristen dan Yahudi yang takut pada Tuhan akan masuk surga.

Ketika para dokter di AS memvonisnya dengan penyakit Sindroma Parkinson, Ali mengatakan bahwa dia telah mendapatkan hidup yang baik sebelumnya dan sekarang. Dia tidak membutuhkan simpati dan belas kasihan. Dia hanya ingin menerima kehendak Allah SWT. Penyakitnya ini, menurut dia, merupakan cara Allah SWT merendahkannya untuk mengingatkannya pada kenyataan bahwa tak ada seorang pun yang lebih hebat dari Allah.

Perjuangan Ali yang utama sekarang adalah mencoba menyenangkan Allah dalam segala hal yang diperbuatnya. Menguasai dunia tidak membawanya kepada kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan sejati, katanya, hanya didapatkan dengan menyembah Allah. Kini, dia termasuk orang-orang yang giat berdakwah di Amerika dan aktif mengampanyekan solidaritas dan persamaan hak. dia/sya/berbagai sumber



Ali Penganut Sufi

Dengan sikap yang tegar, kuat, dan penuh percaya diri, ternyata Muhammad Ali merupakan seorang penganut tasawuf (sufi) yang sangat baik. Putri Muhammad Ali yang bernama Hanna Yasmeen Ali, buah perkawinannya dengan Veronica Porche Ali, dalam sebuah wawancara dengan Beliefnet, mengungkapkan kehidupan dan spiritualitas Muhammad Ali.

Hanna mengatakan, ayahnya adalah orang yang sangat taat dalam menjalankan perintah agama. Bahkan, ia tak segan-segan untuk bersikap keras dan tegas terhadap anggota keluarganya yang tidak mau menjalankan perintah Allah. Sikap ini dibuktikan Ali dengan menceraikan istrinya yang pertama, Sonji Roi, pada tahun 1966. Karena, menurut Ali, istrinya tersebut tidak menunjukkan sikap sebagai seorang Muslim.

Hanna menambahkan, ayahnya tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu. ''Sesibuk apa pun, ayah akan senantiasa mengerjakan shalat lima waktu,'' ujar Hanna.Bahkan, Ali juga senantiasa berupaya melaksanakan shalat fardhu secara berjamaah di masjid. ''Walaupun jaraknya membutuhkan waktu hingga 20 menit perjalanan, ayah akan selalu berupaya pergi ke masjid. Namun, ketika penyakit parkinson menghinggapi, ayah memang sekarang jarang ke masjid,'' jelas Hanna.

Hanna menambahkan, ayahnya juga seorang penganut sufi yang taat. Ali punya koleksi buku tasawuf karya Hazrat Inayat Khan, seorang guru sufi. ''Spiritualitas ayah saya sangat tinggi. Dari sikapnya yang sangat religius itu, ia praktikkan dalam kehidupan sehari-hari, menyayangi sesama, melakukan kegiatan sosial, dan mendorong banyak orang untuk senantiasa rajin mendekatkan diri kepada Tuhan,'' terangnya.

Ketika terjadi peristiwa 11 September 2001 akibat serangan teroris terhadap dua menara kembar World Trade Center (WTC) hingga memunculkan tuduhan terhadap Islam sebagai agama teroris, Ali pun tampil ke publik dan menyatakan bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan oknum dan bukan Islam. Ia menyatakan, aksi tersebut merupakan perbuatan orang-orang yang keliru dalam memahami Islam secara benar. ''Islam adalah agama yang damai dan cinta akan kedamaian,'' terangnya
Read More..........

Rabu, 17 Februari 2016

PAN Sergai Gelar Musda Ke IV

Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) melaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) Ke- IV dengan thema "Berpolitik Tanpa Gaduh", yang diselenggarakan di Aula Theme Park Pantai Cermin, Selasa (19/1/2016).

Hadir, Ketua DPW PAN Sumut Zulkifli Husein SE diwakili Sekretaris DPW PAN Sumut, Ir. Yahdi Khoir Harahap, Wakil Ketua DPW PAN. ZulBahri, Muhammad Fauzan Hamdi, Bapilu H. Hendra Cipta, unsur pengurus DPD PAN Sergai, unsur pengurus Cabang dan Ranting se- Sergai, Penjabat Bupati Sergai, Ir. H. Alwin Sitorus diwakilli oleh Assisten II Hadi Winarno, unsur FKPD Sergai, Ketua MUI, H. Lukman Yahya, Ketua dan Sekretaris Parpol, PKB, Demorat, Golkar, PDIP,PKS, undangan dan pers.

Musda dibuka oleh Ketua DPW PAN, Zulkifli Husein SE diwakili oleh Sekretaris Ir. Yahdi Khoir Harahap. Dalam sambutannya, Sekjen PAN Sumut mengatakan Kabupaten Sergai merupakan wilayah strategis bagi PAN Sumut sebab merupakan barometer dan tolak ukur bazis suara bagi PAN Sumut. Untuk itu beliau berharap dengan digelarnya MUSDA ke IV ini dapat menghasilkan yang terbaik bagi keberadan DPD PAN Kabupaten Sergai.

Sementara itu, Ketua DPD PAN Periode 2010 - 2015, Ir. H. Soekirman menyampaikan bahwa dalam masa kepengurusannya PAN Sergai telah berhasil menciptakan tiga program yang disebut Tri Sukses yaitu Sukses Administrasi, Sukses Program dan Sukses Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014). 

Disampaikan Ir Soekirman, Sukses Administrasi dibuktikan dengan tertib keuangan dan organisasi, sukses program dibuktikan dengan program Patnership yang dibangun yaitu Perkumpulan Matahari Desa (PMD), dengan terbentuknya Kelompok Petani Bawang Merah di Kabupaetn Sergai. Sedangkan Sukses Pileg 2014 DPD PAN Sergai berhasil meraih 156.000 suara dan 7 kursi di DPRD termasuk merebut posisi Ketua serta berhasil masuk pada tiga besar peraih suara di Sergai.

Oleh karenanya, mantan Bupati Sergai tersebut berharap dengan capaian yang tlah diperoleh pada masa kepemimpinan 2010 - 2015 dapat ditingkatkan lagi oleh unsur kepengurusan baru yang terpilih nanti dari hasil Musda ke IV tersebut.

Sebelumnya, Ketua Panitia MUSDA IV DPD PAN Sergai, Yudi SH dalam laporannya menyampikan bahwa peserta yang hadir pada MUSDA tersebut sebanyak 254 orang terdiri dari Ranting, Cabang dan DPW. Yudi berharap apapun hasil dari MUSDA tersebut hendaknya dapat didukung demi keberlangsungan program PAN ke depan.

Gagal Memilih Ketua

Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) ke IV periode 2015-2020 yang digelar, Selasa (19/1/2016) di aula Theme Park Pantai Cermin Desa Pantai Cermin gagal memilih Ketua Formatur. 

Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PAN, pemilihan Ketua Formatur DPD PAN Sergai diambil alih oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sumatera Utara (Sumut). Musda ke IV PAN Sergai dipimpin Ketua Stearing Commite (SC), Suhandi SP, H.Hendra Cipta, Edwin, A.Fauzan dan Khairul Siregar dengan peserta Musda 254 peserta dari unsur DPW PAN Sumut, DPD PAN Sergai, MPPD Sergai, DPC PAN se Sergai dan Ranting PAN se Sergai. 

Pimpinan Sidang membacakan SK DPW PAN Sumut tentang rekomondasi anggota Formatur DPD PAN Sergai yakni H.Soekirman, Drs.H.Sayutinur MPd, Ridwan Sitorus SE, sedangkan satu anggota formatur dari DPW PAN Sumut ditetapkan Ketua Bapilu, H.Hendra Cipta SE. Kemudian Pimpinan sidang memberikan waktu 10 menit kepada kelima anggota formatur untuk menggelar rapat guna menentukan Ketua Formatur yang sekaligus Ketua DPD PAN Sergai terpilih, namun hingga diberi tambahan waktu oleh Pimpinan Sidang belum juga menghasilkan putusan. 

Akhirnya  H.Hendra Cipta mewakili anggota Formatur menyampaikan  kepada peserta Musda bahwa rapat formatur untuk menentukan Ketua Formatur tidak menghasilkan keputusan, berdasarkan AD/ART PAN maka pemilihan Ketua Formatur akan ditetapkan DPW PAN Sumut
Read More..........
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...