Senin, 21 September 2015

Rasa Pahit itu akan Tetap Pahit

Alkisah seorang pertapa, yang suka mengembara dari satu tempat ke tempat lain, bermeditasi, mencari kedamaian batin dan menjadi satu dengan ciptaan Tuhan. Seperti semua pertapa, ia menjalani hidup secara sederhana.
Dalam perjalanan pengembaraannya, ia sampai pada sebuah kerasaan. Saat itu adalah musim hujan, dan ia disambut sebagai tamu kerajaan. Ia diperlakukan dengan hormat dan setiap waktu ia bisa menghabiskan waktunya dengan damai. Ia tinggal di taman kerajaan dan menghabiskan waktunya dalam meditasi.
Raja dikarunia seorang putra, tapi ia memiliki masalah yang sangat besar. Pangeran itu seorang laki-laki yang mudah sakit hati, ia mudah sekali marah. Raja mencoba yang terbaik untuk mengubah sifat anaknya. Ia selalu memberikan apa yang diinginkan anaknya, termasuk semua kekayaannya. Namun, sayangnya semua upayanya itu gagal. Raja sampai putus asa. Ia memiliki pewaris tahtanya, tapi siapa yang akan mentolerir seorang raja yang pemarah? Maka, Raja meminta bantuan sang pertapa itu.
Suatu hari, pertapa dan pangeran sedang berjalan-jalan di taman kerajaan. Pertapa memintanya untuk mencicipi daun tanaman di dekatnya. Saat pangeran mencicipi daun itu, ia memuntahkannya karena pahit.
Melihat itu, sang pertapa berkata, “Ini adalah daun dari tanaman muda, tetapi belum begitu pahit. Bayangkan betapa pahitnya itu akan dirasakan ketika pohon itu tumbuh membesar.”
Mendengar itu, pangeran muda menyadari apa yang dimaksud sang pertama. Ia masih muda, tetapi memiliki temperamen yang paling mengerikan. Jika ayahnya sendiri saja tidak bisa mentolerir ini, seberapa buruk orang lain harus merasakan itu? Dan apa yang terjadi ketika ia matang menjadi seorang pria? Sifat buruk itu akan tumbuh terus, seperti pahitnya daun di pohoh. Pangeran merasa benar-benar rendah hati dengan pelajaran yang diberikan sang pertama, karena telah mengajarinya dengan begitu lembut.
Sejak saat, pangeran muda mencoba untuk memperbaiki sifatnya dan menjadi orang yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...