Kamis, 08 November 2012

KNPI BUKAN ORGANISASI LUCU LUCU (Catatan dari musda XII KNPI Medan yang tertunda)

Saat Deklarasi Pemuda Indonesia di gulirkan pada tahun 1973 disepakati bahwa KNPI sebagai satu-satunya wadah berhimpun organisasi kepemudaan guna melakukan berbagai hal positif bagi pembangunan, KNPI atau pemuda harus menjadi Part of Solution sehingga nantinya akan semakin sedikit persoalan yang melanda negeri ini yang berangkat dari kaum muda. Begitu besar ekspektasi kaum muda dalam mempersiapkan dirinya sendiri menyongsong masa depan yang mapan dan matang.

KNPI bertanggung jawab atas nama pemuda yang jumlahnya sepertiga penduduk Indonesia, seyogyanya KNPI memperkokoh nilai, idealisme dan karakter kaum muda, bukan malah mendorong tumbuhnya generasi "cengeng" yang memaksakan kehendaknya tanpa sebuah proses yang benar, organisasi ini bukanlah organisasi "interupsi" tetapi organisasi kader pemimpin masa depan. Pemimpin masa depan sebaiknya lahir dari sebuah proses yang wajar tanpa pemaksaan dan terkesan instan. Proses kompetisi organisasi secara kualitatif lebih dibutuhkan meskipun faktor kuantitatif juga diperlukan.

Ekspektasi bahwa KNPI menjadi representasi yang akan mengartikulasikan kepentingan pemuda, menjadi utopia semata. Jangankan kepentingan pemuda, yang terjadi KNPI malah berubah menjadi organisasi untuk mempertarungkan kepentingan politik tertentu. Agenda-agenda beraroma kenetingan parpol, lebih dominan ketimbang agenda untuk kepentingan kaum muda. Inilah perselingkuhan gaya baru, anatar anak muda dan penguasa formal maupun informal. Bahkan yang lebih dikhawatirkan KNPI tidak lagi menjadi rumah yang baik bagi anak muda karena orang-orang yang sudah udzur pun enggan meninggalkan KNPI, bukan karena semangat berkontribusi bagi bangsa akan tetapi karena merasa nyaman dengan prestise dan fasilitas mewah.

KNPI akhirnya menjadi kerdil karena hanya menjadi arena pertarungan yang tidak sehat, dan menyebabkan munculnya pemimpin-pemimpin instan yang tidak dibangun di atas integritas yang kredibel berdasarkan ujian-ujian implementatif di lapangan. Akhirnya kehilangan daya kritis dan idealisme kepemudaan, yang lebih parah lagi kehilangan etika terhadap orang lain.

Pertarungan yang tidak sehat dalam perhelatan musyawarah KNPI yang tidak menghandalkan program menjadi tontonan yang sangat sering terjadi, perdebatan proyeksi KNPI di masa mendatang menjadi tidak seksi, karena pertarungan kelompok yang memaksakan keinginan "YANG PENTING ORANG KAMI..!!" teriak mereka lantang sambil menutup mata bahwa yang mereka sebut "Orang Mereka" itu belumlah layak memimpin tugas besar KNPI.

Seorang aktivis pergerakan pemuda di Medan menyebutkan bahwa KNPI bukan organisasi lucu-lucu, hubungan garis keorganisasian secara vertikal bukanlah menunjukkan kekuasaan absolut jenjang diatasnya karena KNPI merupakan tempat berhimpunnya OKP-OKP yang berada secara horizontal (sejajar), bersifat plural, dengan karakter desentralisasi yang kuat. Dan jika ada "Ketua KNPI" yang merasa berkuasa penuh terhadap struktur dibawahnya, mengobok-obok kepentingan pemuda di jenjang bawah dalam berbagai forum musyawarah, maka sang ketua ini mesti dipertanyakan integritasnya sebagai kader KNPI, bahkan dipertanyakan kapabelitasnya untuk menjadi pemimpin masa depan. Seperti Musda KNPI Medan ini kata aktivitis pemuda itu "Sang Ketua hadir dalam pembukaan Musda, tetapi tidak mengirimkan mandat pesertanya...hehehe..lucu-lucu mau dibuatnya KNPI ini, padahal ada rambu-rambu konstitusi organisasi yang harus dipatuhinya.....kalau ketua KNPI ada yang tidak mematuhi konstitusi organisasinya maka patut dipertanyakan kadar kadernya".

Hmmmm........


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...