Dunia sinematografi di Kota Medan kian menggeliat dengan hadirnya
tayangan sinetron komedi situasi Kost 18 yang diproduksi 59 Vision.
Produksinya ditayangkan stasiun televisi lokal Deli TV sejak 05 september 2013 untuk 13 Episode.
Sitkom
hasil karya anak Medan ini ditayangkan setiap hari Kamis pukul 18.00 WIB
hingga 18.30 WIB dan saat ini telah memasuki episode ketiga. Antusiasme
masyarakat Medan menyaksikan tayangan ini responnya positif.
“Alhamdulillaah, sejauh ini responnya sangatbaik,” ungkap Sutradara Kost
18 Dedi Wafer dalam perbincangan khusus dengan KORAN SINDO MEDAN belum
lama ini.
Ide awal memilih tema Kost karena dinamika dunia anak
muda yang punya banyak cerita, mulai cara bagaimana mempertahankan
hidup. Perbedaan kehidupan para penghuninya, hingga sampai interaksi
persahabatan yang unik dan konyol. Pemeran utama Sitkom yakni penghuni
kost Cipta (Cipto), Najwa Abari (Rara), Rahmat Syafaat (Doni), Ega
Syahputri (Olive). Lalu, teman penghuni kos, Ismu (Aldo), Ipai MP
(Frans), dan Elsye (Tante Marini/Ibu Kost).
Sebagian besar
merupakan wajah baru dalam dunia sinematografi. Namun, sebagian lainnya
pernah terlibat di berbagai produksi baik film atau video klip.
“Pemilihan orang-orangnya ada yang memang sudah kita kenal karena
hubungan pertemanan dan kita melihat bakatnya, ada juga yang melalui
casting,” kata Asistant Director/ Script Writer Rendra KH. Dia
menceritakan dalam Sitkom itu sosok Rara sebagai orang yang memiliki
sifat sombong dalam segala hal. Sedangkan Olive dikenal sebagai pribadi
yang lugu.
Lalu, Cipto sosok penengah, dewasa yang menjadi
incaran teman- temannya untuk dibuli. Sedangkan Aldo memiliki sifat
jutek pemarah, emosional, sedangkan Doni merupakan leader yang rela
bekorban. Dalam Sitkom itu diceritakan bahwa Tante Marini memiliki dua
kamar kos yang bernomor 18. Satu kamar dikontrakkan kepada keponakannya
Rara dan Olive, dan kamar lainnya Cipto dan Doni. Lalu, Cipto dan Doni
merupakan bagian dari personil Band Sendawa. Nah, dalam kesehariannya
para anggota band lainnya seperti Aldo dan Frans sering bermain ke kost.
Karena letak kostnya yang berdekatan maka interaksi sosial pun sering
terjadi.
“Dengan masing-masing kehidupan mereka ini lalu
dibenturkan dan diceritakan kepada penonton,” tambah Rendra. Untuk
menambah kesan lokalnya, Kost 18 juga mengambil lokasi di daerah-daerah
yang menjadi identitas Kota Medan di antaranya Pasar Baju Bekas, Pasar
Simpang Limun, Taman Sudirman, Lau Kawar Brastagi, dan sebagainya.
“Dalam Sitkom ini kita benar-benar memperlihatkan ciri khas Medannya,”
ungkap Rendra. Dedi menambahkan, Kost 18 merupakan hasil karya 59 Vision
yang pertama yang dilirik stasiun televisi untuk ditayangkan secara
berseri.
Sementara itu H. Hendra Cipta,SE sang produser sitkom ini menganggap bahwa sitkom ini merupakan momentum awal bangkitnya dunia entertainment di sumatera utara, menurutnya begitu banyak sekali bakat serta talenta lokal yang selama ini ibarat mutiara yang masih tersimpan di sumatera utara. Aktivis politik dan penggiat seni ini juga menganggap ini adalah hal positif dari para generasi muda, generasi muda yang masih memiliki nilai nilai lokal tanpa juga harus merasa tertinggal dari dunia luar, generasi muda yang tidak cengeng dan gampang putus asa. " Deli TV akan menjadi mitra generasi muda Medan dan Sumut untuk berkreasi, memberi ruang kepada tayangan berbasis talenta lokal memang harus menjadi tanggung jawab Deli TV, anak-anak muda menggagas ide dan memproduksi, deliTV yang menyampaikannya ke masyarakat luas melalui program-programnya" ujar caleg PAN untuk DPRD Sumut ini.
Direktur Deli TV
Chairman menyebutkan, alasan menerima Sitkom Kost 18 pastinya ingin
menaikan rating. Serta, meningkatkan dunia pertelevisian di Sumut sebab
belum ada yang tayangan sinteron yang konten lokal. “Mencerminkan
kehidupan masyarakat Kota Medan, baik dari bahasanya dan pemainnya,”
ucapnya.
Selain itu, tayangan Kost 18 ini juga sebagai salah
satu bukti dukungan Deli TV kepada para PH terhadap hasil karyanya.
Untuk itu, Chairman mengajak yang lainnya untuk bisa bergabung
meramaikan dunia pertelevisian di Sumut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar