Pesta demokrasi 2014 akan segera berlangsung, masing-masing partai
sudah mulai mendeklarasikan calon yang diusung partainya menuju
kemenangan. Apa lagi pemilihan umum saat ini, berbeda jauh dengan
pemilihan pada masa Orde Baru. Saat ini, rakyat memilih langsung calon
pemimpin berdasarkan keinginanya. Pemilihan secara langsung ini,
menandakan begitu demokrasinya pemilihan kepala negara di negeri ini.
Beberapa waktu lalu, Hatta Rajasa telah direkomendasikannya sebagai
kandidat Presiden 2014, berdasarkan rapat pleno II Rakernas PAN di Arena
Pekan Raya Jakarta (PRJ). Terpilihnya nama Hatta sebagai peserta calon
Presiden 2014, menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi partai berlambang
matahari terbit ini. Sebelum rapat pleno ini digelar, dukungan terhadap
Hatta mengalir deras. Baik dari kalangan elit PAN maupun kader akar
rumput. Dalam dukungan ini pun Amin Rais tak mau ketinggalan, dirinya
secara terus terang menyatakan dukungannya.
Meski Hatta didukung oleh banyak sayap dari internal PAN, seperti PARRA
Indonesia, BM PAN, GMN dan lain-lain. Penulis menilai, gerakan ini
terbukti masih belum terlihat dipermukaan dan gaungannya, belum
terdengar kuat ditengah-tengah masyarakat. Terkesan gerakan ini masih
bersifat malu-malu kucing, tidak menunjukan penampakannya.
Akibat dari gerakan yang masih tersembunyi ini, penulis menilai
menyebabkan masyarakat masih belum mengenal jauh sosok Hatta. Tak
mengherankan jika ketua PAN sekaligus Menkoperekonomian kinerjanya
sampai saat ini, tak terlihat dipermukaan oleh masyarakat luas. Jika
melihat dari kenyataan perekonomian dinegeri ini semakin membaik.
Membaiknya ekonomi ini dikarenakannya kuatnya mesin ekonomi negeri ini.
Ketika masing-masing calon Presiden menyibukan diri, Hatta lebih
mementingkan kepentingan negara dibandingkan kepentingan politik.
Seharusnya, sayap PAN mampu membaca dan menerjemahkan apa yang
seharusnya mereka lakukan. Keadaan ini menunjukan tak bekerjanya mesin
politik dari tubuh PAN dan target untuk meraih double digit dirasakan
sangat berat.
Padahal salah satu syarat untuk meraih dukungan publik adalah
bekerjanya mesin politik partai. Namun, hingga saat ini terkesan mesin
politik yang dimiliki PAN, belum mampu bekerja secara maksimal dalam
menyampaikan pesan politik kepada masyarakat. Untuk meraih simpatik dan
dukungan bukan lah sebuah pekerjaan yang mudah, diperlukan sebuah
keyakinan dan hasil kerja yang nyata. Tersumbatnya mesin politik yang
dimotori oleh sayap PAN, harus segera teratasi jangan sampai pada
akhirnya kinerja Hatta harus terkubur akibat ketidak mampuan dari sayap
PAN menyampaikan pesan politik kepada masyarakat.
Apa lagi jika kita menoleh kebelakang, hasil perolehan suara PAN dari
tahun ketahun mengalami penyusutan. Pada pemilu tahun 1999 PAN hanya
meraih dukungan 7,12%, pada pemilu 2004 meraih 6,44% dan pada pemilu
2009 meraih 6,01%. Kemerosotan ini seharusnya menjadi pemicu dari sayap
PAN dalam menyuarakan pesan politik kepada kader. Tujuannya agar kader
mampu mendongkrak dukungan dari masyarakat.
Dukungan dari masyarakat merupakan syarat untuk memenangkan pertempuran
menuju 2014. Peran dari sayap PAN mengkomunikasikan pesan politik,
syarat mutlak untuk menjadi penentu kemenangan. Kesunguguhan sayap PAN
dalam bekerja pada akhirnya menjadi penentu langkah Hatta.
Seperti diketahui, untuk menjadi pemenang di 2014, tidak lah mudah.
Kenyataan ini ditambah dengan adanya kandidat yang justru menguasai
pemberitaan dinegeri ini. Penyampaian pesan politik dinegara demokrasi
seperti Indonesia memiliki pernanan penting dalam mengiring opini
publik. Sebagai contoh nyata bagaimana Obama presiden Amerika saat ini
terpilih.
Kepiawaian Obama beserta timnya memainkan peran dalam menyampaikan
pesan politik dalam meraih dukungan mendapatkan simpatik dari
pendukungnya. Mesin politik tim sukses Obama, menggunakan sarana
komunikasi secara optimal. Berbagai cara digunakan untuk mendongkrak
popularitas, mulai dari pembuatan facebook, blog, dan terkesan Obama
saat itu menguasai dunia maya lainnya.
Keberhasilan ini terbukti, dirinya merupakan kandidat dengan
popularitas tertinggi dari calon lainnya. Tak cukup sampai disana, Obama
juga berhasil mengumpulkan dana kampanye 600 juta dolar dari
pendukungnya serta terhimpunnya 1.5 juta akun keanggotaan di medianya.
Melihat realitas yang ada, sudah seharusnya sayap PAN, mampu melakukan
pengiringan opini.
Pengiringan ini bertujuan agar pesan politik partai mampu disampaikan
kepada masyarakat. Kemampuan sayap dan kader PAN dalam mengkomunikasikan
kepada masyarakat pada akhirnya menjadi penentu. Gabriel Almond (1960)
menjelaskan komunikasi politik adalah salah satu fungsi• yang selalu ada
dalam setiap sistem politik dan merupakan proses penyampaian
pesan-pesan.
Dari definisi tersebut sangat jelaslah kemampuan Hatta dan kader PAN
dalam mengefektifkan komunikasi merupakan syarat yang mutlak. Apa lagi,
dalam komunikasi itu terdapat element sosialisasi yang difokuskan untuk
pengenalan Hatta kepada masyarakat luas. Sosialisasi ini dilakukan
dengan cara melakukan konsolidasi ke daerah. Selain itu sosialisasi ini
juga berperan untuk memperkokoh pondasi dukungan
Kemampuan sayap dan kader PAN dalam berkomunikasi kepada masyarakat
pada akhirnya menjadi titik penentu dalam memuluskan langkah Hatta
menuju 2014 serta menentukan masa depan partai berlambang matahari
terbit.
Ferry Ferdinasyah
Mahasiswa Pasca Sarjana
Universitas Mercu Buana Jurusan Komunikasi Politik
Sumber : http://hatta-rajasa.info/read/559/mengefektifkan-komunikasi-meraih-kemenangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar