emprihatinkan.
Hal ini disampaikan Gus Irawan Pasaribu saat menjadi keynote speaker
pada seminar nasional bertajuk “Stop HIV-AIDS : Stands Up For
Indonesian’s Brilliant Future” di Aula STIkes Helvetia Medan, Sabtu
(8/12) kemarin.
“Perlu gagasan dan langkah progresif untuk mengantisipasi penyebaran dan pencegahannya.Solusi paling efektif saat ini adalah pencegahan dengan membuka ruang kreatif seluas-luasnya. Upaya konkrit dari pemerintah dalam menampung kreativitas remaja harus benar-benar direalisasikan, sehingga setiap remaja yang sedang mencari jati diri bisa diarahkan ke hal-hal positif,” paparnya.
Data terakhir menyebutkan, dari 3.461 penderita HIV-AIDS di Sumut, sebanyak 57 persen diidap oleh kalangan remaja. Bahkan tragisnya 25 persen dari 75 persen tersebut kemungkinan besar merupakan pelajar.
Selanjutnya, Gus mengingatkan, pergaulan remaja saat ini benar-benar sangat rawan dan rentan dengan dunia Narkoba. Untuk itu, Gus mengajak seluruh mahasiswa untuk berwirausaha, sehingga kemandirian bangsa tidak bisa ditawar oleh persoalan sepele seperti Narkoba.
“Bila setiap saat remaja disibukkan dengan kreativitasnya masing-masing, maka Narkoba dan pergaulan bebas bisa kita minimalisir. Kemandirian secara ekonomi dan pemikiranlah yang akan membuat setiap orang menjadi bermanfaat sehingga tidak akan menyia-nyiakan kesempatan masa mudanya dengan hal-hal negatif,” ujar calon Gubernur Sumut periode 2013 – 2018 ini.
Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana Harian Yayasan Helvetia, Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes yang ditemui di sela-sela seminar mengaku persoalan HIV-AIDS di Sumut sudah tahap mengkhawatirkan. Untuk itu, menurutnya, perlu digalakkan promosi kesadaran akan bahaya HIV-AIDS dan penghapusan stigma terhadap penderita HIV-AIDS.
“Pola yang pengobatan yang dilakukan selama ini kurang maksimal bila dibandingkan dengan pendakatan perilaku. Cerita sukses Gus Irawan yang masih terbilang muda perlu didengarkan generasi muda, khususnya mahasiswa STIKes Helvetia Medan, sehingga bahaya Narkoba dan HIV-AIDS bisa dicegah melalui pendekatan dengan menghadirkan inspirator sukses.
“Perlu gagasan dan langkah progresif untuk mengantisipasi penyebaran dan pencegahannya.Solusi paling efektif saat ini adalah pencegahan dengan membuka ruang kreatif seluas-luasnya. Upaya konkrit dari pemerintah dalam menampung kreativitas remaja harus benar-benar direalisasikan, sehingga setiap remaja yang sedang mencari jati diri bisa diarahkan ke hal-hal positif,” paparnya.
Data terakhir menyebutkan, dari 3.461 penderita HIV-AIDS di Sumut, sebanyak 57 persen diidap oleh kalangan remaja. Bahkan tragisnya 25 persen dari 75 persen tersebut kemungkinan besar merupakan pelajar.
Selanjutnya, Gus mengingatkan, pergaulan remaja saat ini benar-benar sangat rawan dan rentan dengan dunia Narkoba. Untuk itu, Gus mengajak seluruh mahasiswa untuk berwirausaha, sehingga kemandirian bangsa tidak bisa ditawar oleh persoalan sepele seperti Narkoba.
“Bila setiap saat remaja disibukkan dengan kreativitasnya masing-masing, maka Narkoba dan pergaulan bebas bisa kita minimalisir. Kemandirian secara ekonomi dan pemikiranlah yang akan membuat setiap orang menjadi bermanfaat sehingga tidak akan menyia-nyiakan kesempatan masa mudanya dengan hal-hal negatif,” ujar calon Gubernur Sumut periode 2013 – 2018 ini.
Sementara itu, Ketua Badan Pelaksana Harian Yayasan Helvetia, Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes yang ditemui di sela-sela seminar mengaku persoalan HIV-AIDS di Sumut sudah tahap mengkhawatirkan. Untuk itu, menurutnya, perlu digalakkan promosi kesadaran akan bahaya HIV-AIDS dan penghapusan stigma terhadap penderita HIV-AIDS.
“Pola yang pengobatan yang dilakukan selama ini kurang maksimal bila dibandingkan dengan pendakatan perilaku. Cerita sukses Gus Irawan yang masih terbilang muda perlu didengarkan generasi muda, khususnya mahasiswa STIKes Helvetia Medan, sehingga bahaya Narkoba dan HIV-AIDS bisa dicegah melalui pendekatan dengan menghadirkan inspirator sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar