MEDAN - Amien Rais memuji kemegahan Kualanamu
Internasional Airport (KNIA) ketika tiba untuk pertama kali sejak
bandara pengganti Bandara Polonia itu dioperasikan. Ternyata selama ini,
pria yang pernah dijuliki sebai ‘King Maker’ ini meninggalkan kesan
buruk tentang keberadaan Bandara Polonia.
“Saya sudah lama tidak
ke Medan, kemudian saya peryama kali melihat bandara Medan (KNIA) yang
gagah dan besar,” katanya dalam membuka tausiahnya pada acara orientasi
dan pembekalan caleg DPRD Sumut dan DPRD Kabupaten kota Se Sumut di Raz
Plaza, Sabtu (7/12).
Menurutya, bandara yang lama cukup sempit dan
sedikit kumuh. Kemudian Nampak kurang semarak. Sekarnag sudah beda,
menjadi bandara internasional yang betul-betl mencuatkan kemajuan dan
confindence.
“Mudah-mudahan ini menandakan semangat masyarakat
Medan untuk lebih hebat lagi dalam menyongsong masa depan”. Bahkan, ia
memuji kehadiran para caleg yang dihadapannya untuk mengikuti orientasi
dan pembekalan caleg. Menurutnya, untuk periode kali ini acara PAN yang
dihadiri oleh kader sebanyak itu baru kali ini.
Kemudian, Amien
menyampaikan harapannya untuk pertarungan di pemilihan umum legislative
tahun 2014. Dimana, target minimalnya adalah bisa menduduki 60 kursi di
senayang, DPR RI. “Kalau bisa 65 kursi itu sduah sangat luar biasa.
Bahkan, jika bisa 70 kursi saya akan potong tujuh ekor lembu,” ujarnya
mengundang gelagak tawa para peserta orientasi.
Bahkan, jika
jumlah 70 kursi bisa tercapai, Amien akan lebih sering ke senayan dan
Jumatan di sana. Karena jika dibandingkan dengan kondisi saat ini, masih
jauh lebih sedikit dari harapan. Dan jika tercapai demikian, Fraksi PAN
akan lebih memiliki gaung, suaranya akan didengar di parlemen.
“Kalau
ada kebijakan impor beras misalnya, kita bisa menolak. Kalau kita walk
out dari paripurna, akan disorot wartawan dan disiarkan di televisi,”
katanya.
Dengan gaya bicara yang lembut dan pelan itu, Amien terus
memberikan nasihat kepada para caleg yang hadir dalam kegiatan itu.
Bahkan, ia mengingatkan agar para caleg memenage financial yang
digunakan dalam proses kampanye hingga duduk di parlemen nantinya.
“Jangan
lah sampai jual rumah, jual mobil. Kecuali ada ladang 10 hektar, dijual
satu hektar, masih mending. Kalau ada dua rumah, rumah yang kecil
dijual, tidak masalah,” katanya. Menurutnya, dalam proses pesta
demokrasi ini tidak terlepas dari financial, hanya saja harus
pintar-pintar mengelolanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar